Bantul

TPST Piyungan Kewalahan Olah Sampah

Tiap hari ada 150 sampai 170 truk pengangkut sampah membuang sampah di TPST Piyungan.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
Tribun Jogja/ Susilo Wahid Nurgoho
Seekor sapi tampak memakan sandal karet di atas tumpukan sampah TPST Piyungan, Bantul yang kembali mulai beroperasi pada Selasa (24/7/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan semakin berada dalam kondisi yang jauh dari layak sejak mulai dibuka tahun 1996 lalu.

Kini setelah 22 tahun beroperasi, TPST ini membutuhkan penanganan segera dari pihak Pemerintah Provinsi DIY.

Tak maksimalnya sistem pengolahan sampah layak menjadi salah satu kajian mengapa TPST Piyungan ini perlu segera ditangani.

Baca: Sempat Berhenti Beroperasi, TPST Piyungan Kembali Terima Sampah

Karena sejauh ini, sistem pengolahan sampah secara alami atau yang disebut Sanitary Landfill masih diterapkan di tempat ini.

Padahal, dirasa tak efektif lagi.

Sanitary Landfill adalah sistem pengolahan sampah dengan menumpuk di lokasi cekung, memadatkannya kemudian ditimbun dengan tanah.

Sistem ini paling menghemat biaya tapi beresiko mencemari tanah dan air akibat rembesan cairan kimia dalam sampah.

Atau, munculnya gas metana.

Kepala Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi, dan Air Minum Perkotaan (PISAMP) DIY, Agung Satrio mengatakan, sistem Sanitary Landfill yang diterapkan di TPST Piyungan ini kini sudah menghasilkan gunung sampah yang cukup tinggi.

Luasannya, sudah hampir memenuhi area TPST.

“Lahan TPST Piyungan yang diperuntukkan untuk sampah adalah 10 hektar. Saat ini masih bisa dipakai untuk lokasi pembuangan sampah lima hektar. Sisanya tidak mungkin lagi untuk membuang sampah,” kata Agung pada Tribunjogja.com belum lama ini.

Menurut Agung, luasan tersebut makin lama akan semakin berkurang.

Masifnya area gunung sampah di TPST Piyungan ini karena sistem Sanitary Landfill tidak bisa secara cepat mengurangi volume sampah hasil buangan.

Proses penghancuran sampah, tergantung dari bahan pengurai dari alam.

Seperti cacing, maupun hewan pengurai lainnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved