Yogyakarta
Meriahkan Bulan Pancasila, Sultan dan Rakyat Bakal Tumpengan di Malioboro
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dan segenap eleman masyarakat Yogyakarta menggelar acara dahar kembul lesehan di pedestrian Malioboro.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Memaknai momentum bulan Pancasila 2018, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dan segenap eleman masyarakat Yogyakarta menggelar acara dahar kembul lesehan di pedestrian Malioboro.
Dalam acara ini Sri Sultan dan permaisuri GKR Hemas bersama Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam serta GKBRAyA Paku Alam direncanakan akan hadir dan ikut makan tumpeng lesehan bersama segenap rakyat Yogyakarta.
Baca: Inilah Agenda Lengkap Tumpengan Pancasila Dhahar Bareng di Malioboro
Koordinator Kegiatan, Widihasto Wasana Putra, mengatakan, kehadiran Sultan beserta fokompimda DIY dan sejumlah tokoh masyarakat duduk lesehan di Malioboro, menurutnya, merupakan bentuk nyata kedekatan antara penguasa dan rakyat.
"Kehadiran Gubernur dan wakil Gubernur bersama jajaran Forkompinda dan tokoh masyarakat duduk lesehan di Malioboro dhahar kembul berbaur bersama masyarakat adalah bentuk nyata golong gilig antara pemimpin dan masyarakat. Harapannya, pemimpin semakin dapat memahami dan mewujudkan amanat hati nurani rakyat," ujar Widihasto, saat jumpa press di komplek gedung Kepatihan, Senin (6/8/2018).
Widihasto mengungkapkan, semangat gotong royong masyarakat Yogyakarta untuk menyambut acara ini luar biasa.
Sampai sejauh ini tercatat sudah ada 242 tumpeng yang disumbangkan dari warga.
Tumpeng dalam dhahar kembul sengaja dipilih karena mencerminkan filosofi luhur budaya Jawa yakni Sangkan Paran ing Dumadi sekaligus menuggaling Kawula lan Gusti.
"Tumpeng, syarat dengan filosofi, mengapa bentuk tumpeng kerucut. Karena sebagai manusia kita akan kembali kepada Tuhan. Perilaku manusia setiap hari, harus menebarkan hal yang baik, ini sesuai landasan pada butir Pancasila," terangnya.
Ia juga menjelaskan bahwa, sayur lauk dalam tumpeng jenisnya aneka macam.
Ini merupakan simbol dari kebhinekaan dari bangsa Indonesia.
Acara dhahar kembul sendiri akan diselenggarakan disepanjang jalan Malioboro pada Selasa Wage, (7/8/2018) di mulai dari pukul 15.00 - 20.30 WIB.
Selasa Wage dipilih karena pada hari itu selama satu hari penuh semua aktivitas perdagangan di Malioboro libur.
Istirahatnya aktivitas perdagangan ini dapat dimanfaatkan sebagai momentum penyeimbang supaya Malioboro tidak selalu dijejali dengan rutinitas perniagaan.
"Malioboro perlu diselaraskan dengan ekspresi bran arkulasi yang mengandung nilai budaya. Selain itu trotoar (malioboro) juga harus diberi kemerdekaan, bukan terus selalu diinjak-injak," ungkapnya.