Jawa
Ratusan Peternak dan Pedagang Ayam di Magelang Unjuk Rasa
Kalangan pedagang juga meminta asosiasi khusus untuk pedagang ayam pedaging dibentuk.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Ratusan peternak dan pedagang ayam yang ada di Kabupaten Magelang ramai-ramai mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten Magelang, Jumat (27/7/2018) pagi.
Mereka melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut pemerintah segera melakukan tindakan terhadap masalah kenaikan harga hingga kurangnya stok, dan permasalahan ayam di Kabupaten Magelang.
Koordinator aksi unjuk rasa, Panut Sudarno, mengatakan, pihaknya bersama seluruh peternak dan pedagang ayam yang ada di Kabupaten Magelang memutuskan untuk melakukan aksi unjuk rasa terkait masalah yang terjadi.
Dikatakannya, harga ayam yang semakin melonjak naik membuat pedagang, peternak, bahkan masyarakat, merasa kesusahan.
Baca: Harga Daging Ayam di Kota Magelang Tembus Rp 40 Ribu/Kg, Masyarakat dan Pedagang Susah
"Kami ingin menemui pemerintah, bagaimana upaya mereka terhadap masalah kenaikan harga yang jor-joran ini. Jujur kami dari peternak dan pedagang saja mengalami kesusahan apalagi masyarakat," ujar Panut, Jumat (27/7/2018) saat melakukan aksi di depan Kantor Pemkab Magelang.
Panut menuturkan kenaikan harga ayam ini tak terkendali dari sesaat dan setelah lebaran lalu, sampai dengan saat ini.
Harga ayam dari peternak dihargai Rp 24ribu per ekor.
Harganya semakin melonjak di tingkat pedagang menjadi Rp 35ribu setelah ditambah biaya operasional.
Artinya hal ini membuat kalangan peternak kecil menjadi merugi.
"Harganya bervariasi dari mulai Rp 23,5-24ribu per ekor, ditambah biaya operasional ke pemotong, Rp 35ribu di tingkat pedagang. Tentunya hal ini membuat kami peternak kecil menjadi merugi, karena dari itung-itungan, BEP sudah tidak masuk," ujarnya.
Baca: Harga Daging Ayam Mahal, Wabup Sleman: Saatnya Beralih ke Ikan
Lanjutnya, kenaikan ini disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari faktor stok DOC atau Day Old Chicken atau istilah untuk ayam pedaging yang berkurang drastis, sehingga membuat kelangkaan.
Kedua, penarikan kandungan antibiotik atau AGP dalam pakan untuk pertumbuhan ayam, membuat pertumbuhan melambat. Ayam menjadi rentan sakit.
"Kenaikan ini banyak faktor, bisa karena pengurangan DOC, kedua ditariknya antibiotik untuk pertumbuhan ayam, dimungkinan antibiotik atau AGP mengandung bahan kimia untuk kanker maka ditarik, sehigga kebijakan menjadi berpengaruh terhadap produksi kami," ujar Panut.
Panut pun berharap kepada pemerintah agar dapat segera melakukan upaya terkait masalah tersebut.