Yogyakarta

Lewat FKY, Pemda Harapkan Seni dan Budaya di DIY Semakin Berkembang

FKY ini menjadi event yang ditunggu-tunggu karena akan menampilkan beragam hasil karya para pelaku seni dan budaya.

Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Wahyu Setiawan
FKY 30 secara resmi dibuka di Malioboro dengan pemukulan gamelan dan kentongan bersama-sama. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wahyu Setiawan Nugroho

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Provinsi DIY berharap melalui kegiatan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) mampu memberikan semangat kepada insan, pelaku serta masyarakat untuk berkreasi melalui seni dan budaya.

Dengan memupuk semangat tersebut, diharapkan mampu memunculkan kreativitas serta ide-ide baru terkait perkembangan budaya, seni tradisional dan seni kontemporer.

Disampaikan Gatot Saptadi, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, FKY ini menjadi event yang ditunggu-tunggu karena akan menampilkan beragam hasil karya para pelaku seni dan budaya.

Baca: Karnaval Topeng Buka FKY 30, 29 Kelompok Ramaikan Pawai Pembuka

"Yogyakarta sebagai kota yang terkenal dengan pusat budaya terkemuka sehingga penyelenggaraan FKY ini menjadi event yang ditunggu-tunggu oleh insan seni dan budayawan yang ada di Yogyakarta. Lewat FKY, kreativitas dan unjuk kerja para seniman dan budayawan di Yogyakarta akan diperlihatkan dan diharapkan akan semakin memicu semangat seniman dan budayawan untuk berkarya dan berkreasi secara maksimal," kata Gatot dalam pembukaan FKY ke-30 2018 di Malioboro, Senin (23/7/2018).

Hal tersebut, lanjut Gatot, untuk menjaga keberlangsungan keberadaan seni dan budaya di daerah Yogyakarta.

"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk merubah image (seni dan budaya) serta memiliki harapan seni tradisional dan kontemporer memiliki kesempatan yang sama.

Diharapkan, lanjutnya, masyarakat mampu mengubah persepsi bahwa pertunjukkan dan aktivitas seni lainnya itu tidak mesti di panggung pendopo dan lainnya.

Baca: FKY ke-30 Mesemelah Dibuka Sore Ini 

"Pertunjukkan seni dan budaya bisa menggunakan fasilitas publik, seperti Malioboro, pelataran candi dan lainnya dengan didukung oleh lighting serta soundsystem yang mumpuni," katanya.

Diharapkan hal tersebut akan menambah keberagaman kreativitas dan unjuk kerja para seniman serta budayawan serta seluruh warga masyarakat secara maksimal dan optimal.

Baginya, kegiatan seperti FKY ini memiliki arti yang strategis sehingga perlu didukung perkembangannya, sesuai dengan semangat yang sudah di gariskan melalui peraturan keistimewaan DIY.

"Sehingga DIY tetap menjadi sebuah provinsi yang tetap Istimewa," pungkas Gatot. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved