CPNS 2018

Penerimaan CPNS 2018 Segera Dibuka - Pemkab Sleman Butuh 600 Guru SD

CPNS itu untuk memenuhi kebutuhan guru, karena memang saat ini kebutuhan guru kita yang PNS sudah banyak yang purna

ist
Ilustrasi: CPNS 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Banyak sekolah-sekolah yang mengeluh karena kekurangan guru. Banyak guru yang sudah purna tapi belum ada formasi pengangkatan CPNS.

Hal tersebut disampaikan oleh Sri Wantini selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman pada Senin (2/7/2018).

Wantini menjelaskan, sebagian besar sekolah di Kabupaten Sleman bukan mengeluhkan mengenai sarana dan prasarana, namun lebih ke kurangnya tenaga pengajar.

"Banyak yang sudah purna tapi memang belum ada formasi pengangkatan CPNS. Kita sudah coba mengajukan. Perkara nanti dapat formasi atau tidak kewenangan sudah ada di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) atau Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Mudah-mudahan bisa menambah," terangnya.

Saat ini, untuk guru SD Wantini mengatakan kekurangannya sekitar 600 guru. Sedangkan di SMP juga cukup banyak.

Kekurangan tersebut diakibatkan banyaknya PNS yang purna namun belum ada penggantinya.

"CPNS itu untuk memenuhi kebutuhan guru, karena memang saat ini kebutuhan guru kita yang PNS sudah banyak yang purna. Sampai saat ini belum ada pengangkatan. Butuhnya untuk guru SD sekitar 600. Kalau SMP itu permapel, jadi tidak semua mapel itu kosong, tapi ada beberapa mapel yang memang kurang. Misalnya PKN, Pendidikan Agama, Penjaskes itu gurunya kurang," katanya.

Untuk menutupi kekurangan tersebut, strategis yang digunakan sekolah adalah dengan cara mengangkat tenaga honorer.

"Strategi yang dilakukan sekolah mau tidak mau ya harus mengangkat tenaga honorer untuk memenuhi itu. Kita berharap ada penambahan CPNS di tahun ini, agar kekurangan tersebut bisa diminimalisir," jelasnya.

Lilik Mardiningsih selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Depok mengungkapkan, selama ini SMPN 4 Depok memang mengalami kekurangan guru.

Ditambah dengan adanya 10 guru yang akan purna di tahun ini dan tahun depan, membuat Lilik harus mengangkat tenaga honorer lebih banyak lagi.

"Untuk honorer ada beberapa selama ini, seperti Guru Prakarya, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA. Tahun ini yang purna Guru Bahasa Indonesia. Tahun depan ada 9 orang, diantaranya guru Agama, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Bahasa Jawa PKN dan lainnya. Itu guru kami yang tahun depan purna, dari bulan Juli ke atas purna, hampir setiap bulan ada," ungkapnya.

Untuk mengakalinya, Lilik mengangkat tenaga honorer. Padahal dana yang digunakannya untuk membiayai tenaga honorer sangatlah terbatas.

"Besok kalau mereka pensiun kita mengangkat honorer. Untuk menggaji kita menggunakan dana bos. Padahal dana bos terbatas hanya 20%. Mungkin nanti kalau kekurangan dana kita minta ke disdik," jelasnya.

Lilik berharap untuk secepatnya diadakan pengangkatan guru untuk mengganti PNS yang sudah pensiun.

"Harapannya segera ada penerimaan guru untuk mengganti yang pensiun. Atau mungkin jika harus mengangkat tenaga honorer dana dari bos jangan hanya 20%. Kasihan sekolah yang memang tidak memiliki dana yang cukup untuk itu," terangnya.

Ponidi, selaku Kepala Sekolah SMPN 4 Pakem mengatakan, selama ini di SMPN 4 Pakem hampir semua mata pelajaran kekurangan guru.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved