Kota Yogyakarta

Heroe: Smart City Bukan Sekadar Membuat Banyak Aplikasi

Kota Yogyakarta berhasil meraih predikat The Best Smart Governance dalam ajang Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2018.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi saat menjelaskan terkait smart city pada awak media, Senin (14/5/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kota Yogyakarta berhasil meraih predikat The Best Smart Governance dalam ajang Indonesia Smart Nation Award (ISNA) 2018.

Tidak hanya penghargaan namun Pemkot Yogyakarta juga mendapatkan catatan yakni masih terlalu banyaknya aplikasi yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan bahwa ia tengah mendorong interkonektifitas antar OPD sehingga nantinya aplikasi yang ada dapat terintegrasi.

"Selama ini berdiri sendiri tanpa ada koneksi data dan kesatuan manajemen," ungkapnya ketika memberikan keterangan pers di Ruang Sadewa Balaikota Yogyakarta, Senin (14/5/2018).

Baca: Ingin Bebas PKL, Paguyuban Pengusaha Malioboro Audiensi dengan ORI dan Pemkot Yogya

Heroe menambahkan, tahun ini mulai mencoba mengintegrasikan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah.

Hingga nantinya, ketika ada kegiatan, bukan mengatasnamakan satu OPD saja, namun membawa nama Pemkot Yogyakarta.

"Makanya kami ingin mempunyai pelayanan yang terpadu. Terutama dalam aspek smart city sehingga masyarakat dapat mengakses melalui satu pintu. Selama ini terlalu banyak pintu," ujarnya.

Keuntungan yang didapat dari terintegrasinya layanan publik tersebut, lanjutnya, akan menghasilkan data tunggal yang bisa digunakan sebagai acuan membuat road map terkait program apa yang bisa dikerjakan di kemudian hari.

"Lalu punya peta yang sama terkait permasalahan yang ada di kota. Jadi smart city itu bukan mengubah mesin ketik menjadi komputer, tapi komputernya dipakai untuk ngetik saja. 

Smary city itu mempermudah kita kerja, memberikan pelayanan, dan mengintegrasikan data menjadi satu," bebernya.

Baca: Sebelas Pasangan di Yogyakarta Ikuti Nikah Massal di atas Kendaraan Panser

Saat ini, lanjutnya, kota di indonesia mengembangkan smart city berdasarkan pemahamannya masing-masing.

Belum ada acuan baku dari pemerintah pusat bagaimana sebenarnya patokan sebuah kota untuk bisa berkembang menjadi smart city.

"Ada yang menganggap bahwa smart city artinya banyak aplikasi, harus punya ruang kendali, dan mudah mengelola pelayanan. Kalau untuk Yogya menganut yang  terakhir (pelayanan)," ungkapnya.

Sebelumnya, pada awal tahun 2018 ini, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengukuhkan Tenaga Ahli Walikota yang salah satu di antaranya membidangi smart city dan kerjasama.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved