Kota Yogyakarta
Ingin Bebas PKL, Paguyuban Pengusaha Malioboro Audiensi dengan ORI dan Pemkot Yogya
Pedestrian di depan toko dibangun untuk pejalan kaki, namun kenyataan kini justru digunakan untuk Pedagang Kaki Lima (PKL).
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Calon Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA- Ombudsman RI Perwakilan DIY memfasilitasi pertemuan Paguyuban Pengusaha Malioboro (PPM) dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.
Dalam pertemuan tersebut PPM menyampaikan keinginannya untuk mengembalikan Malioboro seperti dulu.
Wakil dari PPM, Ruli Susanto mengatakan pedestrian di depan toko dibangun untuk pejalan kaki, namun kenyataan kini justru digunakan untuk Pedagang Kaki Lima (PKL).
Ia menilai PKL yang ada di Malioboro justru bukan warga Yogyakarta.
"Dulu dibangun untuk pejalan kaki, sekarang malah digunakan untuk PKL. Kami memahami kalau untuk yang ekonomi kurang, namun saya lihat sekarang PKL itu bukan orang Yogya, dan punya lebih dari 1 tempat," kata Ruli usai pertemuannya dengan wakil dari Pemkot di ORI DIY Selasa (9/5/2018).
Ia mengklaim pedestrian yang digunakan oleh PKL Malioboro merupakan bagian dari toko.
Ruli pun membayar pajak untuk itu.
Menanggapi hal itu, Kasubag Bantuan Bagian Hukum Pemerintah Kota Imron Efendi mengatakan akan menampung aspirasi dari PPM.
Ia perlu meneliti kembali Hak Guna bangunan (HGB) yang dimiliki oleh PPM.
"Kami akan teliti dulu, apakah betul itu milik toko, Kami akan telaah lagi HGB. nanti akan kami sampaikan ke Walikota. Hasilnya nanti ditunggu aja," kata Imron.
Ani, PKL yang menjual batik mengatakan sulit untuk menghilangkan PKL dari Malioboro.
Menurutnya PKL, andong, dan becak merupakan ikon Malioboro.
"Ya saya tahu soal laporan itu, susah ya menghilangkan PKL. Saya udah jualan turun temurun dari ibu saya. Lha saya ini juga bayar kebersihan Rp 10 ribu," katanya.
Walikota DIY, Haryadi Suyuti mengharapkan PPM dan PKL saling memahami.
Ia mengatakan Malioboro terus ditata supaya lebih baik, tentunya butuh dukungan dari masyrakat.
"Ya sithik eding, harapannya bisa memahami. Kan ini Malioboro terus ditata supaya lebih baik, saling memahamilah. Kami lakukan yang terbaik, jadi mohon dukungannya," pungkasnya. (*)