Ngeri, Seperti Ini Cara Keji ISIS Menyiksa dan Mengeksekusi Mati Prajurit Suriah
Kekejian di luar batas kembali dipertontonkan kelompok ISIS yang masih menguasai Yarmouk Camp, Damaskus, Suriah.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, BEIRUT – Kekejian di luar batas kembali dipertontonkan kelompok ISIS yang masih menguasai Yarmouk Camp, Damaskus, Suriah.
Seorang tentara Suriah yang mereka tangkap, dieksekusi dengan cara kepalanya dipasangi helm berisi bom. Tubuh tentara itu diikat kuat.
Lalu dilemparkan dari puncak sebuah bangunan dengan posisi kepala di bawah. Bom meledak bersamaan saat tubuh tentara itu membentur permukaan tanah.

Foto-foto dan kabar eksekusi kejam ini diwartakan jaringan berita Al Masdar News, Rabu (2/4/2018) ini. Tentara Suriah yang dieksekusi itu masih mengenakan seragam dinas.
Ia diidentifikasi bernama Shadi Issa, anggota pasukan Angkatan Darat Suriah yang diterjunkan dalam operasi membebaskan Yarmouk Camp, sejak beberapa pekan lalu.
Yarmouk Camp dulu sebelum perang merupakan kantong hunian para pengungsi asal Palestina. Warga Palestina bertahun-tahun mengungsi ke Suriah, dan akhirnya diizinkan tinggal permanen.
Sejak konflik berkecamuk, Yarmouk Camp dikuasai kelompok militan, termasuk gerombolan kejam Daesh atau ISIS. Lokasi ini hanya beberapa kilometer di selatan ibukota Suriah.

Yarmouk Camp menjadi lokasi strategis bagi kelompok pemberontak, yang meluncurkan serangan mortir maupun roket ke Damaskus.
Pasukan Suriah sedang berjuang keras merebut kembali Yarmouk Camp dan wilayah Hajar al-Aswad yang masih dikuasai kelompok pemberontak.
Operasi diluncurkan secara total setelah pembebasan Ghouta Timur berlangsung sukses.
Tentara AS dan Prancis Membanjir ke Suriah Utara
Militer AS dan Prancis mengalirkan tentara dan kendaraan perang ke wilayah utara Suriah, terutama ke Al Hasakeh dan Manbij.
Kabar membanjirnya pasukan tempur kedua negara itu diwartakan jaringan televisi berita Al Manar Lebanon, dikutip Sputniknews, Rabu (2/4/2018).
Pasukan tempur AS dan Prancis mendirikan basis-basis pertahanan militer di dekat Sungai Sajour, sebelah utara Kota Manbij yang pernah dikuasai gerombolan ISIS.
Di saat bersamaan, kelompok bersenjata Kurdi membangun pos-pos pemeriksaan di dalam maupun di luar Kota Manbij.
