Misteri Emas Wonoboyo
Lokasi Temuan Emas Wonoyobo Fantastis Itu Kini Sama Sekali Tak Bertanda
Temu Evaluasi Penelitian Wonoboyo pada 23-24 Oktober 1992 menerbitkan semangat meluap dari berbagai pihak
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Temu Evaluasi Penelitian Wonoboyo pada 23-24 Oktober 1992 menerbitkan semangat meluap dari berbagai pihak. Ini terekam dalam sambutan Bupati Klaten saat itu, H Suharjono (alm).
Pemerintah Klaten sangat bergembira dan menyambut baik temuan kekayaan masa lampau, yang diharapkan bisa melengkapi aset budaya kabupaten ini selain sejumlah candi besar. Suharjono mengaku temuan emas Wonoboyo menggemparkan dan jumlahnya yang sangat besar.
Penelitian terpadu melibatkan banyak lembaga dilakukan dengan hasil pokok, penemuan harta karun emas Wonoboyo masih meninggalkan misteri besar yang sampai sekarang belum terjawab tuntas.
Dari inskripsi di beberapa benda, ada petunjuk penting harta karun emas itu milik seseorang bernama Dyah Bunga dan Sri Spi. Tetapi siapa kedua sosok itu masih menimbulkan pertanyaan besar.
Sekarang, 28 tahun sesudah penemuan spektakuler pada 17 Oktober 1990 , apa yang tampak di situs Wonoboyo? Tribunjogja.com sepanjang pekan lalu mendatangi lokasi di Dusun Plosokuning, Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten.
Tidak ada jejak sama sekali. "Itu lokasinya di bawah pohon kluwih," kata Sumarno (45), warga Dusun Wonoboyo. Ahmad, warga lain yang sedang menuju sawah, juga menunjuk pohon yang sama.
Di lokasi yang di maksud, memang ada pohon kluwih yang membatasi sawah milik keluarga Cipto dan tegalan milik warga lain. Di sebelah utara, adalah jalan dusun dan jembatan di atas sungai kecil.
Sawah milik keluarga Cipto, tempat ditemukannya harta karun emas, sekarang ada di level sekitar 3 meter dari permukaan aslinya pada tahun 90an.
Tidak ada patok, tugu, atau penanda lain yang bisa jadi petunjuk lokasi penemuan harta emas itu. Di seberang utaranya, terdapat beton tiang listrik yang tertanam agak tinggi dari permukaan jalan. Sekitar 1,5 meteran.
"Ya, dulu tahun 90an, permukaan tegalan di selatan ya segitu," jelas Widodo (58), warga Dusun Wonoboyo. Widodo ini orang yang cangkulnya membentur benda keras, yang ternyata guci berisi emas.
Tanah lokasi temuan emas menurut Widodo, dulu agak sedikit lebih rendah karea sudah digali untuk tanah urugan. "Lahannya dulu gersang. Paling ditanami tebu saja," lanjut Widodo.
Karena itu warga pemilik tanah menjual material di tegalannya untuk tanah urugan proyek di Klaten. Sesudah terhenti berbulan-bulan karena penelitian, lokasi temuan ditinggalkan begitu saja tanpa upaya konservasi.
Pemilik tanah akhirnya meneruskan penggalian, dan kini level muka sawah milik keluarga Cipto sekitar 3 meter di bawah permukaan jalan. Artinya, jauh di bawah titik temuan harta karun emas 28 tahun lalu.
Anda yang berminat mengunjungi lokasi penemuan artefak spektakuler, saat ini tidak akan melihat apa-apa. Namun, warga Wonoboyo dan sekitarnya dari kecil sampai tua, masih mampu menunjukkan lokasi bersejarah ini.