Mahasiswa UII Bawa Isu Perdagangan Orang ke Tingkat Internasional
Isu HAM ini selalu diangkat, namun sejauh ini tidak ada solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah ini.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dua orang mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta berangkat ke Spanyol untuk terlibat dalam International Conference on ASEAN Studies (ICOAS) 2018.
Bersama dengan delegasi dari negara lain, mereka akan mengemukakan masalah-masalah apa yang harus diselesaikan di ASEAN.
Dua orang mahasiswa UII tersebut adalah Sahid Hadi, dan Laiza Aprilia Almira.
Mahasiswa jurusan ilmu hukum di Fakultas Hukum UII ini akan mempresentasikan penelitian mereka tentang human trafficking atau perdagangan orang di lingkup ASEAN.
Baca: Imigrasi dan BP3TKI Yogyakarta Bekerjasama Tekan Human Trafficking
ICOAS 2018 yang berlangsung 20-23 maret ini adalah konferensi tingkat internasional yang mengkaji dan mengevaluias ASEAN baik itu negara di dalammya atau tingkat organisasi, dari berbagai perspektif.
Tujuannya untuk mewujudkan ASEAN yang lebih baik di masa yang akan datang.
ICOAS 2018 merupakan forum yang mempertemukan para akademisi, ilmuwan, peneliti, pendidik interdisipliner maupun multidisipliner.
Sebelumnya, Sahid dan Laiza yang mengangkat tema perdagangan orang berhasil lolos dalam seleksi pemakalah, dan dapat mempresentasikan penelitiannya di konferensi internasional itu.
Baca: Mobil Listrik Karya Mahasiswa UII Yogyakarta Siap Berlaga di Kompetisi FSAE di Jepang dan Australia
"Yang dibicarakan di konferensi ini bisa dari segi ekonomi, hukum, politik. Dan kami sepakat untuk mengupas masalah hukum, yakni human trafficking yang ada di ASEAN," jelas Sahid, Selasa (20/3/2018).
Menurutnya, masalah human trafficking di ASEAN terkhusus di Indonesia masih dipandang sebelah mata.
Memang diakuinya bahwa isu HAM ini selalu diangkat, namun sejauh ini tidak ada solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah ini.
Meski sudah dikeluarkan regulasi-regulasi baik di masing-masing negara atau di tingkat ASEAN, namun angka perdagangan orang di ASEAN masih tinggi.
Dari data International Organization for Migration (IOM) di tahun 2015, hampir 25 persen korban human trafficking di dunia berasal dari ASEAN dengan angka mencapai 7000 orang.