Mahasiswa UII Bawa Isu Perdagangan Orang ke Tingkat Internasional
Isu HAM ini selalu diangkat, namun sejauh ini tidak ada solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah ini.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Di tahun berikutinya, ASEAN menjadi pemasok korban terbesar dalam kasus human trafficking.
Baca: Pelaku Perdagangan Orang Mainkan Perasaan Saat Merekrut
Penelitian profesor dari International Islamic University Malaysia di tahun 2015, dari 6000 TKI di Malaysia, hanya 25 persen saja yang melalui prosedur legal.
"Masalah ini tidak selesai-selesai, tapi juga tidak ada solusi yang bisa menuntaskannya," ujar Sahid.
Sahid mengatakan, alasan para korban perdagangan manusia ini adalah motif ekonomi.
Dengan tipu muslihat, para pelaku dapat mengincar target dan melancarkan tipu muslihat.
"Target para pelaku ini kebanyakan perempuan dan anak dan umumnya dijadikan pekerja seks, atau buruh paksa," tambahnya.
Laiza menambahkan, bahwa sebenarnya negara sudah peduli dan membuat undang-undang untuk menangani masalah ini.
Tapi perdagangan orang adalah kejahatan antar negara, maka dari itu ASEAN harus hadir untuk mengayomi setiap negara.
Baca: Kasus Perdagangan Orang yang Diungkap Polda DIY Diharapkan Jadi Pintu Masuk Kasus Lain
"Sejauh ini yang dilakukan adalah meningkatkan pengawasan di imigrasi. Tapi ASEAN juga harus harid dalam masalah ini. Butuh power yang lebih besar untuk pencegahan dan penindakan dalam masalah perdagangan orang," ucapnya.
Dalam konferensi ini, mereka ingin mengangkat bahwa masalah kemanusian ini adalah masalah bersama, terlepas agamar, ras suku, kita ini manusia yg hidup diantara manusia.
"Goal kami, masalah kemanusiaan ini jadi perhatian utama, tidak hanya di regional tapi harus sampai internasional. Jika kita melihat bahwa motif human trafficking adalah ekonomi, kami ingin dengan adanya diskusi ini ada muncul solusi pencegahan dan peningkatan kualitas dalam penindakan," jelas Laiza.
"Kami berharap ASEAN tidak hanya menjadi macan ompong. Kuat tapi tidak bisa menangkp mangsanya," tambah Sahid menutup.(TRIBUNJOGJA.COM)