Harga Salak Pondoh Merosot, Sebagian Petani di Sleman Beralih Tanam Salak Gading
Rendahnya harga salak pondoh super membuat sebagian petani beralih ke salak gading yang harganya masih tinggi.
Penulis: app | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Harga salak di Kabupaten Sleman mengalami penurunan sejak beberapa pekan ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Ketua Kelompok Petani Salak Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Suharno.
Kini harga salak di daerah tersebut hanya Rp1.500 hingga Rp2.000 per kg, itu pun untuk jenis salak pondoh kualitas super.
Padahal sebelumnya untuk salak jenis yang sama masih laku Rp3.000.
"Itu harga jual dari petani kepada tengulak yang biasa mengambil langsung dari petani. Sedangkan di tingkat pengecer harganya masih berkisar Rp5.000 hingga Rp7.000 per Kg," jelas Suharno, Kamis (15/3/2018).
Lanjutnya, turunnya harga salak tersebut dimungkinkan karena bersamaan dengan panen buah lain.
Sehingga salak harus bersaing dengan buah lain di pasaran.
Rendahnya harga salak pondoh super membuat sebagian petani beralih ke salak gading yang harganya masih tinggi di kisaran Rp6.000 hingga Rp7.000.
"Kalau salak gading harganya stabil," pungkasnya.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Edi Sri Hartanto menuturkan anjloknya harga salak di Sleman juga dipengaruhi daerah lain yang mulai mengembangkan budidaya salak.
"Kami upayakan akan para petani memperbaiki kualitas salak. Selama ini salak yang dijual murah itu kan yang dijual janjangan. Ya kami usahakan agar petani tidak menjual janjangan. Karena selama ini salak yang masuk ke pasar modern itu kan salak yang kelas b dan kelas a," tutur Edi. (*)