Bandara NYIA Kulonprogo
JJLS Bakal Dibikin Terowongan di Bawah Bandara
Pemkab Kulonprogo memastikan ruas jalan Daendels atau JJLS tak akan terputus oleh proyek pembangunan bandara di Temon.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kabupaten Kulonprogo memastikan ruas jalan Daendels atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) tak akan terputus oleh proyek pembangunan bandara di Temon.
Nantinya, ruas tersebut akan disulap menjadi underpass (jalan tembus bawah) berupa terowongan sepanjang satu kilometer di bawah kawasan bandara.
Adapun ruas jalan Daendels yang terpotong oleh kawasan bandara mencapai panjang ratusan meter yang meliputi wilayah Desa Palihan dan Glagah.
Saat ini, rencana pembuatan terowongan underpass itu masih digodok Pemkab Kulonprogo bersama Pemerintah DIY dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (Satker P2JN).
Terutama untuk mematangkan desain teknis serta mensinkronkan kebutuhannya dengan pembangunan bandara oleh PT Angkasa Pura I.
"Sampai saat ini, kebijakan finalnya adalah membuat underpass sebagai akses lanjutan dari Jalan Daendels wilayah bandara. Posisi tepatnya terowongan itu masih dibahas lebih lanjut mengikuti desain bandara. Namun, posisinya (terowongan) yang jelas jauh dari terminal penumpang bandara," kata Kepala Bidang Bina Marga, Dinas pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kulonprogo, Nurcahyo Wibowo, Rabu (14/3/2018).
Alternatif penempatan underpass Jalan Daendels yang paling memungkinkan saat ini adalah di utara stasiun kereta api bandara atau di area airport city yang jadi pendukung keberadaan bandara tersebut.
Untuk ini, jalur akses menuju terowongan akan sedikit menyerong dari jalur eksisting saat ini.
Pemerintah DIY akan bertanggungjawab membebaskan lahan di sekitar dua titik mulut terowongan (inlet dan outlet) pada tahun ini.
Adapun pekerjaan fisik nantinya dilakukan oleh Kementerian PUPera setelah dilakukan pematangan desain menyesuaikan dengan desain pembangunan bandara.
Pemerintah pusat disebutkan telah menyiapkan anggaran sekitar Rp305 miliar.
Dimensi terowongan pada desain awal direncanakan mencapai lebar 21 meter (termasuk bahu jalan), panjang satu kilometer dan tinggi ruang sektiar 5,5 meter.
Namun, menurut Nur Cahyo, ketinggian itu masih kurang layak dalam menjaga aliran udara dan tingkat kepengapan terowongan mengingat panjangnya sampai satu kilometer.
Pihaknya mengusulkan agar ketinggian ruang ditambah untuk alasan antisipasi faktor keselamatan dan keamanan.
"Saya belum tahu kapan dan bagaimana pelaksanaannya nanti. Sekarang masih proses desain dan perlu dimatangkan. Termasuk soal drainase untuk antisipasi banjir dan akses dari Jalan Daendels ke area bandara. Ini memang harus cepat juga karena AP I rencananya April nanti sudah mulai kontrak pekerjaan fisik bandara," jelas Nurcahyo.
