Suku Kuno Taino dalam Catatan Colombus Ternyata Tak Punah
Christopher Colombus sampai di Karibia pada abad ke-15, masyarakat adat Taino sangat terkena dampaknya.
Dengan mengurutkan DNA dari gigi berusia seribu tahun, para peneliti mampu menemukan kesamaan genetika antara masyarakat kuno dengan penduduk Karibia saat ini.
SAAT Christopher Colombus sampai di Karibia pada abad ke-15, masyarakat adat Taino sangat terkena dampaknya. Sejarah kawasan ini sering dibagi menjadi dua oleh para sejarawan: yakni, pra dan pasca kedatangan Colombus.
Kombinasi penyakit, pembunuhan massal dan perbudakan, membunuh sekitar tiga juta orang dalam generasi tersebut. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa genosida tidak menyebabkan kepunahan seperti yang selama ini diperkirakan.
Dipublikasikan pada jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, para ilmuwan menemukan DNA yang sama pada masyarakat kuno dan yang masih hidup sekarang di Karibia.
Baca juga : Seperti Film Message in a Bottle, Pesan dalam Botol Tertua Berusia 132 Tahun Ditemukan
“Itu menunjukkan kisah nyata mengenai asimilasi, jadi tidak mengalami kepunahan total,” kata Jorge Estevez dari National Museum of the American Indian.
Bagi Estevez yang memeriksa penelitian ini, hasilnya sangat personal. Selama ini, neneknya selalu mengatakan bahwa budaya Taino masih ada hingga sekarang. Dan itu berhasil dibuktikan dengan adanya penelitian terbaru tersebut.
Sejarah Suku Taino
Hannes Schroeder, pemimpin penelitian yang sudah mempelajari wilayah tersebut lebih dari satu dekade, mengatakan, memang banyak masyarakat setempat yang bersikeras mengenai kelanjutan hidup Taino meskipun mereka telah diberitahu bahwa nenek moyangnya sudah punah.
Oleh karena itu, untuk melihat apakah masih ada populasi Taino yang tersisa, tim peneliti harus mendeteksi keberadaan materi genetika dari orang-orang Karibia pada masa kedatangan Colombus.
Kepunahan sebuah etnis terjadi ketika, “semua anggota kelompoknya telah mati dan tidak bisa lagi mewariskan materi genetiknya,” kata Schroeder.
Studi sebelumnya pernah menunjukkan adanya kontinuitas Taino, namun penelitian ini lah yang pertama kali menggunakan DNA sehingga hasilnya lebih meyakinkan. Para peneliti mendapatkan DNA tersebut dari kerangka gigi perempuan berusia seribu tahun di Bahama.
Mereka lalu membandingkan urutan genom kerangka tersebut dengan data populasi Karibia yang ada saat ini. Hasilnya menunjukkan bahwa DNA kuno itu memiliki kemiripan dengan kelompok berbahasa Arawak di Karibia. Pada masa kini, gen suku Taino banyak ditemukan pada wilayah Puerto Rico.

Migrasi kuno