Kenal Lebih Dekat dengan Penerjun Paskhas Sekaligus Pengibar Bendera Merah Putih Saat JAS 2018
Pasintel Denhanud 474 Paskhas Adi Sucipto Yogyakarta ini sebenarnya menantang maut ketika terjun sembari mengibarkan bendera.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Aksi enam prajurit TNI AU melakukan terjun payung dari pesawat Cessna di langit Pantai Depok saat Jogja Air Show (JAS) 2018 menjadi satu di antara atraksi yang menyita perhatian para pengunjung yang datang.
Nyaris enam penerjun ini tak lepas dari pandangan mata mereka.
Ini karena aksi para penerjun meliuk-liuk di angkasa menggunakan parasut warna-warni.
Tak lupa, bendera yang mereka bawa dikibarkan dari angkasa dengan diikat di tubuh penerjun lalu dipasang pemberat bagian bawah bendera agar bisa berkibar lebar saat dilakukan penerjunan.
Saat sampai daratan, pengunjung juga dimanjakan oleh kharisma para penerbang.
Pengunjung bisa sangat dekat dengan pengunjung karena lokasi penerjunan adalah lokasi JAS 2018 itu sendiri di Depok Airstrip.
Tak heran para penerjun ini jadi sasaran objek foto para pengunjung.
Lalu para penerbang berjalan ke panggung utama sembari membawa parasut yang sudah dilipat dan bendera yang dibawa.
Kapten Pasukan Condro Widarto, menjadi yang paling pertama menyerahkan bendera yang ia kibarkan kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Suara riuh tepuk tangan mengiringi prosesi penyerahan bendera yang paling terhormat dari semua bendera yang dibawa yaitu Merah Putih.
"Selalu menjadi kebanggaan ketika dipercaya mengibarkan bendera merah putih, dan saya bangga menjadi warga negara Indonesia," kata Condro.
Aksi yang dilakukan Condro mungkin terkesan sepele.
Terjun payung sembari mengibarkan bendera.
Namun pria yang sehari-hari menjabat sebagai Pasintel Denhanud 474 Paskhas Adi Sucipto Yogyakarta ini sebenarnya menantang maut ketika terjun sembari mengibarkan bendera.
Menurut Condro, tingkat kesulitan terjun akan bertambah ketika seorang penerjun mengibarkan bendera.