Hijab Tak Boleh Jadi Halangan Berprestasi
Meski mengenakan hijab dan kostum yang tertutup, ia mengaku tetap nyaman saat berlatih maupun bermain voli.
Penulis: ang | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Olahraga bola voli membutuhkan gerakan lincah dari atletnya.
Hal inilah yang membuat kostum atlet bola voli sering dinilai minim dan terbuka lantaran untuk membantu atlet mudah bergerak.
Tentu kostum tersebut cukup menyulitkan bagi atlet putri yang kesehariannya mengenakan hijab lantaran harus menyesuaikan kostum.
Namun hal ini tak berlaku bagi Niki Dwi Kencana, quiker Bekasi BVN.
Menurutnya hijab tidak bisa dijadikan alasan untuk bermain voli.
Meski mengenakan hijab dan kostum yang tertutup, ia mengaku tetap nyaman saat berlatih maupun bermain voli.
Baca: Tosser Jakarta Pertamina Energi Ini Pernah Menyerah pada Voli
Selain hijab, Niki juga melengkapi diri dengan deker lengan panjang yang berfungsi dengan elbowpad dan legging panjang sekaligus kneepad.
Belakangan banyak pemain bola voli mengenakan perlengkapan serupa lantaran memiliki tingkat keamanan yang lebih baik namun tidak mengganggu pergerakan.
Apalagi sebagai seorang quiker, Niki dituntut memiliki pergerakan yang lincah.
Selain untuk melancarkan smash keras dan cepat, ia juga harus lincah saat berperan center block.
“Kalau sekarang sangat mudah cari perlengkapan yang menunjang termasuk hijabnya sendiri. Dulu terpaksa harus lepas hijab biar bisa latihan, sekarang semoga lebih konsisten lagi berhijab,” ujar quiker kelahiran Majalengka, 30 Maret 1992 ini.
Proliga 2018 menjadi ajang kompetisi profesional pertama baginya dengan mengenakan kostum yang dilengkapi hijab.
Meski sudah terbiasa dan nyaman dengan kostum berhijab, Niki pernah punya pengalaman unik saat awal mengenakan hijab ketika bermain voli.
Baca: Atlet Voli Ini Bercita-cita Ingin Naikkan Haji Kedua Orangtua