Budidaya Kepiting Sulit Dilakukan di Mangrove Pantai Baros

Meski lingkungan kawasan Mangrove Pantai Baros cocok untuk hidup kepiting, sistem pembudidayaan untuk sementara ini tidak bisa dilakukan.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Susilo Wahid
Petugas dari Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Yogyakarta melepas 118 kepiting di kawasan konservasi mangrove Pantai Baros, Tirtohargo, Bantul, Rabu (3/12/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kawasan konservasi mangrove di Pantai Baros, Tirtohargo, Bantul menjadi lokasi pelepasan ratusan kepiting hasil sitaan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Yogyakarta Rabu (3/1/2018).

Tempat ini dianggap paling cocok untuk kepiting hidup.

Ini dibenarkan oleh Dwi Ratmanto selaku Divisi Konservasi Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B) sebagai satu pihak pengelola kawasan konservasi Mangrove Pantai Baros.

"Karena di sini memang masih banyak kepiting bakau, kondisi lingkungannya memang cocok," kata Dwi.

Sayangnya, meski lingkungan kawasan Mangrove Pantai Baros cocok untuk hidup kepiting, sistem pembudidayaan untuk sementara ini tidak bisa dilakukan.

KP2B sebagai pihak yang pernah mencoba membudidayakan kepiting di Mangrove Baros dirasa belum berhasil.

"Satu kendalanya karena tidak adanya pakan untuk kepiting, jenis ikan rucah untuk pakan kepiting susah didapat di sini karena jenis ikan ini juga laku dijual untuk konsumsi, pernah pakai keramba dan membuat pakan alternatif seperti sosis hasilnya tidak begitu baik," kata Dwi.

Namun Dwi, masih akan terus mencari formula untuk bisa mengembangbiakan kepiting di kawasan Mangrove Baros.

Karena lokasi mangrove sendiri sudah sesuai untuk tempat hidup kepiting.

Hanya saja, masih perlu formula dan solusi untuk pengelola pakan agar budidaya menjadi maksimal. (*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved