Kerugian Akibat Badai Cempaka di Sleman Mencapai Rp 3 Miliar
Kerusakan akibat badai meliputi lima sektor yaitu sektor perumahan, infrastruktur, sektor ekonomi produktif, sektor sosial budaya, dan lintas sektor.
Penulis: app | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kerugian akibat badai Cempaka di Sleman mencapai Rp 3,1 miliar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan.
Rp 3,1 miliar tersebut jika dirinci Rp1,574 milyar merupakan kerusakan fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos). Sementara kerusakan permukiman mencapai Rp1,530 miliar.
"Data sementara nilai kerusakan fasum dan fasos bencana sleman Rp1,574.050.000 dan permukiman Rp1.530.000.000 total Rp 3,1 miliar," jelasnya Jumat (8/12).
Sementara itu, Saiful Bahri, Kepala Seksi Rehabilitasi BPBD Kabupaten Sleman menjelaskan meski tidak merinci angkanya, jumlah kerusakan tertinggi ada di Kecamatan Prambanan.
"Desanya belum direkap. Prambanan paling tinggi karena ada empat desa yang terdampak yaitu Sumberharjo, Wukirharjo, Sambi, sama Gayamharjo," terang Saiful Bahri di kantornya.
"Data tersebut merupakan data berjalan, masih update terus," timpalnya.
Baca: BPBD DIY Waspadai Wabah Pasca Siklon Cempaka
Lanjutnya, kerusakan akibat badai Cempaka meliputi lima sektor yaitu sektor perumahan, infrastruktur, sektor ekonomi produktif, sektor sosial budaya, dan lintas sektor.
"Ekonomi produktif itu seperti lahan pertanian, sosial budaya seperti fasilitas pendidikan. Lintas sektor misal tebing rumah rusak dan lintas sektor nanti arahnya penguatan tebing," jelasnya.
Pasca badai Cempaka BPBD Kabupaten Sleman pun mengirimkan berbagai bantuan mulai dari logistik, terpal, seng, asbes dan lain sebagainya.
"Material untuk rumah yang rusak segera diperbaiki. Huntara (hunian sementara) dibangun untuk yang orang rumahnya rusak atau berpotensi kelongsoran. Mereka sudah direkomendasi untuk relokasi dan tingaal menunggu proses pindah, sementara ada huntara," terangnya.
Lanjutnya Huntara tersebut masih berproses bekerjasama dengan bank BPD. Di Sumberharjo, Prambanan menurut Saiful akan ada enam Huntara. (TRIBUNJOGJA.COM)