Ini Harga Bibit dan Buah Alpukat 'Raksasa' Hasil Eksperimen Suharyanto
Hormon H2F1 yang menjadi kunci keberhasilannya dan juga pupuk khusus bernama Sargasum yang terbuat dari ganggang laut.
Penulis: Tantowi Alwi | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Suharyanto menjadi konsultan dalam terapan pengembangan teknologi tepat guna kepada masyarakat Bendosari, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Sleman.
Salah satu buah unggulannya yaitu buah alpukat (HANA 2) hasil dari eksperimen Suharyanto.
Suharyanto mengatakan dari eksperimennya tersebut pada umur 9 tahun, satu pohon alpukat bisa menghasilkan 1,3 ton buah dan nilai kontraknya bisa sampai 37 juta.
"Bibitnya saya jual rata-rata Rp120 ribu ukuran 80cm," kata Suharyanto.
Sedangkan harga buah alpukat satu kilonya sekitar Rp35 ribu.
Suharyanto mengatakan saat ini, ia bisa ditemui di Jalan Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
"Siapapun saja yang mau belajar, silakan datang, nanti tanya-tanya saja, InsyaAllah sudah banyak yang tahu," kata Suharyanto.
Suharyanto, mantan peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi - LIPI Cibinong, Bogor, Jawa Barat ini begitu prihatin alpukat selalu diimpor dari Bangkok, Thailand.
"Kenapa tidak kita buat alpukat unggul dari Indonesia," katanya kepada tribunjogja.com.
Sejak 20-an tahun yang lalu, ia mulai meneliti kecil-kecilan untuk menghasilkan alpukat unggul.
"Alpukat selama ini dianggap trennya negatif dan dianggap buah kelas 2. Saya ubah jadi buah kelas 1. Kita cari kelemahan alpukat itu apa, ada ulat kita buat tidak ada ulat, berserat kita buat tidak ada, warnanya pucat kita buat kayak mentega, rasanya pahit kita hilangkan jadi gurih, kenapa enggak bisa? Proses itu kita lakukan hingga ketemulah alpukat besar dan gurih, kuning, berbuah cepat, dan produktif," ujarnya.
Suharyanto menciptakan hormon H2F1 yang menjadi kunci keberhasilannya dan juga pupuk khusus bernama Sargasum yang terbuat dari ganggang laut.
"Caranya kita siram, ada yang disemprotkan, tidak ada yang sulit, mudah ditiru, hanya disiram biasa," kata Suharyanto.
Suharyanto melanjutkan, "tidak ada yang mustahil, Indonesia sudah kaya, persoalan Indonesia hanya mau atau enggak," ujarnya kepada tribunjogja.com.
Saat ini bibit alpukat tersebut sedang dikembangkan di Kebun Buah Eduwisata Bendosari, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Sleman.
Bibit yang ditanam di Bendosari bernama HANA 2, menurut Suharyanto yang juga konsultan pada pengembangan ini mengatakan bibit HANA 2 selain buahnya 'raksasa', bibit ini merupakan yang paling produktif menghasilkan buah. (*)