Intensitas Hujan Meninggi, Cabai di Kulonprogo Layu Sebelum Dipetik

Upaya penyedotan air tidak banyak membuahkan hasil karena intensitas hujan terus meninggi sehingga tanaman kembali terendam.

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
Petani cabai di kedundang, Temon, memanen tanamannya yang terendam air. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Petani cabai di Desa Kedundang, Kecamatan Temon, meradang karena puso.

Ratusan hektare tanaman cabai layu sebelum sempat dipanen lantaran terendam air dari hujan yang mengguyur belakangan ini.

Seorang petani, Rukinem menyebut bahwa upaya penyedotan air menggunakan pompa tidak banyak membuahkan hasil karena intensitas hujan terus meninggi sehingga tanaman kembali terendam.

Cabai yang sebenarnya sudah siap petik akhirnya layu dan mati.

Alhasil, petani harus menelan kekecewaan meski saat ini sebetulnya sudah memasuki musim petik keempat.

Mereka hanya bisa memanen dengan kualitas seadanya.

"Kalau kondisinya normal, bisa dapat 8-10 kali masa petik. Tapi kalau tergenang ya pasti layu tanamannya," kata Rukinem, Selasa (7/11/2017).

Petani lainnya, Murlani menyatakan, akibat terendam air, kualitas cabai menurun dan harga jualnya anjlok.

Jika pada awal masa petik harganya bisa Rp 20 ribu per kilogram, kini menurun jadi Rp 12 ribu.

Kondisi itu tentu saja mendatangkan kerugian bagi petani dan kesulitan balik modal.

Paling tidak, untuk setiap 150 meter persegi, kebutuhan modal tanam cabai dan pemeliharaannya mencapai Rp 1 juta.

"Kalau harganya anjlok terus, kami juga kesulitan balik modal," kata dia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved