Dinas Lingkungan Hidup Sebut Reresik Malioboro Belum Terkoordinir Secara Baik
Belum semua potensi atau komunitas di Malioboro turut serta aktif saat reresik Malioboro Selasa Wage.
Penulis: gil | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta menyebut reresik Malioboro saat Selasa Wage belum terkoorinir dengan baik, setiap komunitas masih berjalan sendirian.
"Belum ada plotting-an secara baik dari komunitas saat melakukan bersih-bersih, jadi belum ada kejelasan kinerja dan tidak tahu mau mengerjakan apa," ujar Kepala DLH Kota Yogyakarta, Suyana pada Kamis (2/11/2017).
Ia mengatakan, belum semua potensi atau komunitas di Malioboro turut serta aktif saat reresik Malioboro Selasa Wage.
Dua kali penyelenggaraan, ia melihat masih banyak yang belum ikut bersih-bersih dan belum sinergis antara PKL dengan pemilik toko.
Ia menerangkan, ke depannya harus dibuat mekanisme tersistem dalam reresik.
Setiap komunitas diberikan beban kerja yang jelas sehingga setiap penyelenggaraan Selasa Wage terlihat manfaatnya secara nyata, tidak sekedar ramai-ramai membersihkan trotoar.
"Mungkin ke depannya bisa dibuat mekanisme shift bersih-bersih, misal juga di-plotting tanki dari DLH untuk menyemprot dimana, sedang tanki lain di area mana, jadi jelas kinerjanya," ungkap Suyana.
Ia berharap, bila terkoordinir dengan baik maka otomatis dapat membuat komunitas terbiasa dan tidak perlu pengawasan dari pemerintah.
Ini merupakan target dari Pemkot Yogyakarta untuk membuat reresik Malioboro Selasa Wage berjalan mandiri.
Reresik Malioboro Selasa Wage edisi kedua dilaksanakan pada Selasa (31/10/2017) lalu.
Selasa 24 jam, PKL Malioboro meliburkan diri dan mengisi waktu dengan membersihkan kawasan Malioboro. (*)