Bioskop Indra di Malioboro, Dulu dan Sekarang
Bioskop Indra terletak di kawasan Malioboro, tepatnya di seberang pasar Bringharjo, dan letaknya agak masuk sedikit ke dalam gang.
Penulis: Rizki Halim | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja Rizki Halim
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bagi anda yang terlahir era 90an hingga 2000 awal mungkin tidak mengenal apa itu Bioskop Indra.
Bioskop Indra terletak di kawasan Malioboro, tepatnya di seberang pasar Bringhajo, dan letaknya agak masuk sedikit ke dalam gang, sehingga akan sulit ditemukan jika anda kurang jeli.
Bioskop ini berdiri sejak jaman penjajahan Belanda, dahulu bioskop ini berada di bawah kepemilikan Nederlands Indische Bioscoop Exploitatie Maatschappij.
Awalnya nama bioskop ini bukanlah Indra, namun Al-Hambara, namun setelah kemerdekaan, namanya diubah menjadi Indra atau singkatan dari Indonesia Raya.
Mengingat kebijakan pemerintah seusai merdeka saat itu, bahwa semua perusahaan ataupun usaha yang masih memiliki nama asing harus diubah menjadi terdengar lebih 'Indonesia'.
Bioskop ini semasa jaman Belanda merupakan bioskop dengan strata sosial yang tinggi, orang-orang dengan kemampuan finansial yang baik, menjadi penonton tetap di bioskop ini.
Pada tahun 70an juga merupakan titik puncak kejayaan Bioskop Indra, saat itu mereka bisa memutar hingga berkali-kali satu judul film dalam sehari.
Masuknya beberapa bioskop yang lebih modern dan adanya vcd menjadi titik balik runtuhnya masa keemasan bioskop ini.
"Akhir 90an sudah sepi peminat, waktu itu sudah ada bioskop 21 dan banyak vcd," ujar salah satu ahli waris tanah yang ditempati bioskop Indra.

"Pernah diperlihatkan oleh ibu saya,foto orang yang berangkat menonton bioskop mengendarai kuda, itu sekitar tahun 1945," imbuhnya.
Dahulu juga di depan gedung bioskop masih ada papan reklame yang digunakan untuk memasang poster film apa yang sedang diputar hari itu.
Disayangkan, pada tahun 2010, bioskop ini harus tutup karena tidak ada lagi pengunjung yang berminat dengan film-film yang diputar disana.
Hal itu juga didukung oleh penetapan pemerintah kota Yogyakarta yang berencana mengkosongkan lahan tersebut menjadi kantong parkir, guna merapikan kawasan Malioboro.
Kini yang terlihat disana hanyalah gedung kosong dan berdebu yang dibiarkan begitu saja, sangat disayangkan mengingat gedung bioskop ini memiliki nilai sejarah yang tinggi.