Keberadaan Bandara Baru di Kulonprogo Akan Kembalikan Jati Diri Bangsa yang Unggul

Ini juga termaktub dalam Sabda Leluhur atau ramalan dari para leluhur yang tercantum dalam Babad Adikarta

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Singgih Wahyu
Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menjadi inspektur upacara peringatan Hari Jadi ke-66 Kulonprogo di Alun-alun Wates, Minggu (15/10/2017). 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menjadi inspektur upacara peringatan Hari Jadi ke-66 Kabupaten Kulonprogo, Minggu (15/10/2017) di Alun-alun Wates.

Paku Alam X mewakili Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X yang berhalangan hadir.

Upacara berlangsung dalam adat Jawa, baik tata upacara, busana, maupun bahasa yang digunakan.

Acara diiikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kulonprogo dan seluruh aparatur sipil negara di lingkup pemerintah kabupaten Kulonprogo.

Paku Alam X, membacakan naskah sambutan dari Gubernur DIY, menyebut bahwa usia 66 tahun Kulonprogo menjadi ajang yang tepat untuk bersyukur dan memohon kepada Sang Pencipta agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Baca: Angkasa Pura I Soroti Bangunan Liar di Sekitar Bandara

Dia juga menyebut bahwa pembangunan bandara internasional New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon akan menjadi awal peradaban baru DIY dan juga Kulonprogo.

Ini juga termaktub dalam Sabda Leluhur atau ramalan dari para leluhur yang tercantum dalam Babad Adikarta yang juga dibacakan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat seremoni groundbreaking atau babat alas pembangunan bandara tersebut, awal 2017 kemarin.

"Babat alas dimulai dari Temon dengan Nawung Krida yang tujuannya bisa mengulang kembali jadi diri bangsa yang disebut witaradya (unggul)," ucap Paku Alam X.

Dengan semangat itu, diharapkan semua unsur masyarakat Kulonprogo bersiap menghadapi tantangan di dunia globalisasi tanpa meninggalkan jati diri budaya Mataram.

Contoh nyata yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo adalah melalui program Bela Beli Kulonprogo.

Selain itu, masyarakat dan Pemerintah Kulonprogo juga harus bersatu padu mewujudkan manunggaling kawula gusti sehingga ramalan leluhur bisa menjadi keyataan.

"Yakni, Glagah bakal dadi mercusuaring bawana (kawasan Glagah menjadi mercusuar dunia)," ujarnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved