Gara-gara Matanya Sipit, Pria Ini Ditolak Software Paspor Karena Dianggap Merem saat Difoto

Pria itu diketahui bernama Ricard Lee. Ia berniat pulang saat Natal, sehingga harus memperbarui paspornya.

Penulis: say | Editor: Muhammad Fatoni
The Sun
Richard Lee 

TRIBUNJOGJA.COM - Pria bermata sipit asal Taiwan ini sebenarnya tumbuh besar di Selandia Baru, tetapi telah pindah ke Australia. Namun ia dibuat kebingungan saat hendak memperbarui paspor, karena dianggap masih merem ketika foto.

Pria itu diketahui bernama Ricard Lee. Ia berniat pulang saat Natal, sehingga harus memperbarui paspornya.

Saat mengambil foto secara online di perangkat lunak milik pemerintah Selandia Baru, ternyata gambarnya ditolak karena dianggap masih merem. Ia pun mencoba mengulang beberapa kali, tetapi selalu gagal dengan alasan yang sama.

"Foto yang akan Anda unggah tidak memenuhi kriteria kami karena: subjek mata ditutup," demikian jawaban perangkat lunak tersebut.

Setelah menelepon ke kantor paspor, baru diketahui alasannya bila ada sesuatu yang dianggap membayangi di sekitar matanya. Selain itu, pencahayaan di wajah pria yang juga merupakan seorang DJ itu tidak merata, sehingga perangkat lunak sulit memproses.

Akhirnya pria 22 tahun itu berhasil membuat foto paspor setelah datang langsung ke kantor imigrasi Australia. Saat foto tangkapan layar yang berisi jawaban software itu beredar di dunia maya, banyak netizen yang menganggapnya sebagai rasis.

Namun, tuduhan itu disanggah oleh pemerintah Selandia Baru. Software tersebut tak mendiskriminasi orang, tetapi memang karena ada berbagai alasan teknis sehingga foto tak dapat diproses. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved