Angin Kencang Rusak Tanaman Padi dan Rumah di Giripeni Kulonprogo
Angin kencang juga menumbangkan sejumlah pohon dan menimpa rumah warga.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Hujan lebat disertai angin kencang di sebagian wilayah Kulonprogo pada Rabu (15/6/2016) petang kemarin, mengakibatkan belasan hektare tanaman padi roboh.
Selain itu, angin kencang juga menumbangkan sejumlah pohon dan menimpa rumah warga.
Belasan hektare tanaman padi yang roboh itu terutama tampak di wilayah Giripeni Kecamatan Wates. Dengan kondisi tersebut, diperkirakan bakal terjadi penurunan hasil panen padi antara 10 - 15 persen.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Giripeni, Untung Suharjo, mengatakan setidaknya 15 hektare tanaman padi roboh akibat angin dan hujan.
Dari total luasan 54 hektare area tanam di wilayah itu, lokasi tanaman padi roboh terlihat menyebar di beberapa titik.
"Hujan lebat dan angin Rabu sore tidak sampai satu jam. Tapi dampaknya padi roboh," kata Untung, Kamis (16/6/2016).
Musibah ini amat disayangkan para petani. Pasalnya, usia padi saat ini sudah 95 hari. Artinya, waktu panen tinggal menunggu 15 hari.
Namun sayang angin merobohkan belasan hektare tanaman tersebut. Para petani pun berusaha membuang air sawah agar padi tidak terendam.
"Kalau terendam bulir padinya bisa tumbuh. Atau warnanya jadi hitam," ujarnya.
Dia memperkirakan panen padi pun akan turun, baik dari kualitas maupun kuantitas. Penurunan tersebut bisa mencapai 15 persen dari hasil panen biasanya. Pasalnya, pertumbuhan bulir padi yang belum maksimal sudah berhenti lebih dulu sebelum panen.
"Musim lalu terserang patah leher. Sekarang prediksi lebih baik tapi malah roboh," lanjutnya. (*)