Penentuan Appraisal Lahan Bandara Kulonprogo Diperkirakan April

Penetapan appraisal dapat dilakukan pada Maret atau April mendatang.

Penulis: Yoseph Hary W | Editor: Muhammad Fatoni
Net
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Proses pengukuran dan pendataan lahan calon bandara Kulonprogo di wilayah Kecamatan Temon dianggap sudah selesai.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, pun memperkirakan penetapan appraisal dapat dilakukan pada Maret atau April mendatang.

Jika semua tahapan itu berjalan lancar, menurutnya, pembayaran ganti kerugian lahan terdampak megaproyek itu dapat dilaksanakan pada Mei 2016.

Sebab itu, Hasto pun memohon doa restu dari seluruh masyarakat agar tahapan yang harus dilalui berjalan lancar.

"Mohon doa restu, jika appraisal independen pada Maret atau April, insya Allah Angkasa Pura akan melaksanakan pembayaran, insya Allah dimulai sekitar Mei," ujar Bupati, saat menggelar doa bersama dan mujahadah di Masjid Al Barokah Pedukuhan Bebekan Desa Glagah, Rabu (13/1/2016) malam.

Kegiatan doa bersama dan mujahadah itu mengangkat tema "Membangun Kebersamaan Menuju Masa Depan". Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain dari jamaah Masjid Al Barokah, pondok pesantren, pimpinan SKPD, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika DIY, BPN DIY dan Kulonprogo, dan perwakilan Angkasa Pura I.

Meski acara secara garis besar dikemas dengan memohon kelancaran dalam pembangunan di berbagai bidang, pada kegiatan itu Bupati juga menyinggung soal tahapan megaproyek bandara yang kini sedang dalam tahap pelaksanaan.

Menurutnya, setiap tahapan bandara memang tidak dapat ditinggalkan karena sudah menjadi prosedur yang harus dilalui tim bandara. Jika dalam proses itu ada yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, Bupati menyampaikan permohonan maaf.

Hasto menyinggung proses pengukuran dan pendataan lahan yang kerap menimbulkan perbedaan pendapat dengan warga terdampak. Disebutkan, tim memang harus melakukan pengukuran dan pendataan lahan sebagai bagian dari menimbang lahan yang akan dibeli untuk proyek bandara.

"Pengukuran tanah itu ibaratnya menimbang. Sekarang sudah dapat terlaksana. Mohon doa restu sekitar Mei sudah dapat appraisal," katanya.

Sementara tim masih mengumumkan hasil pengukuran dan pendataan kepada masyarakat terdampak serta menerima koreksinya, Bupati menyatakan pemkab berusaha menyiapkan lahan relokasi. Harapannya, lahan relokasi dapat ditempati secepatnya. KH Suhadi Ishomulhadi yang memimpin mujahadah itu pun mendoakan agar tahapan-tahapan itu dapat berjalan lancar.

Ketua Panitia Penyelenggara, Arif Prastowo, mengatakan kegiatan itu dimaksudkan untuk memohon perlindungan, keselamatan, kemudahan, kelancaran dan dijauhkan dari segala kendala dan mara bahaya bagi pemerintah dan seluruh warga masyarakat, terutama dalam proses pembangunan di berbagai bidang.

Menurutnya, dalam kegiatan itu juga hadir perwakilan dari warga Wahana Tri Tunggal (WTT), yang selama ini menolak bandara.

Ketua WTT, Martono, mengatakan kehadirannya dalam mujahadah itu diundang sebagai anggota BPD. Meski demikian, dia menyatakan sebagai bagian dari WTT bahwa warganya tetap menolak proyek tersebut.

"Kami juga akan menggelar mujahadah tandingan. Akan ada kesenian dan salawat hadroh juga," kata Martono. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved