FKUB Antisipasi Tindakan Intoleransi Umat Beragama di Kulonprogo
Kasus intoleran tersebut selama ini terjadi didominasi oleh persoalan tempat ibadah.
Penulis: Yoseph Hary W | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Meski tidak terlalu menonjol, persoalan intoleransi umat beragama masih terjadi di Kulonprogo.
Kepala Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kulonprogo, Muntachob, mengatakan kasus intoleran tersebut selama ini terjadi didominasi oleh persoalan tempat ibadah.
Menurutnya, pembangunan tempat ibadah ternyata masih rentan memunculkan persoalan intoleransi umat beragama.
Pihaknya pun mengimbau agar semua elemen dapat berperan dalam mengantisipasi masalah tersebut.
"Di Kulonprogo tidak terlalu tajam. Setiap terjadi masalah selalu bisa diselesaikan," kata Muntachob, saat peresmian Gedung FKUB Kulonprogo, Rabu (25/11/2015).
Dia juga menegaskan FKUB di Kulonprogo harus dapat ambil peran, terutama dalam melakukan dialog. Selain itu, FKUB Kulonprogo juga harus dapat memberikan pembinaan terhadap umat beragama.
Hal itu dimaksudkan untuk mengantisipasi masalah intoleransi tersebut.
Selain persoalan tempat ibadah, menurutnya, masalah yang memicu intoleransi adalah kegiatan kemanusiaan lintas agama yang tanpa koordinasi.
Dia mengatakan penyiaran ajaran agama juga mungkin bisa mengakibatkan masalah serupa.
Muntachob mencontohkan, beberapa masalah yang pernah timbul antara lain persoalan tempat ibadah di Triharjo, pemanfaatan ruko sebagai tempat ibadah di Salamrejo Sentolo dan Wates serta renovasi tempat ibadah di Kalibawang.
"Kami sebagai ujung tombak untuk mengajak dialog menyelesaikan masalah ini. Tapi kalau sudah meruncing pemerintah harus turun tangan," lanjutnya.
Sebagai tempat koordinasi, kini Kulonprogo telah memiliki gedung baru FKUB. Gedung tersebut dibangun senilai Rp 300 juta bersumber dari APBN 2014.
FKUB Kulonprogo pun menyambut baik pembangunan gedung itu. Pasalnya, selama ini FKUB Kulonprogo memang belum memiliki tempat pertemuan khusus.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengatakan masalah intoleransi di Kulonprogo selama ini dapat diselesaikan dengan baik.
Bupati juga menegaskan sejauh ini tidak pernah terjadi masalah intoleransi hingga meruncing.
Dia mengaku telah melakukan koordinasi, baik dengan kepolisian dan berbagai elemen masyarakat. Intinya, ketika terjadi masalah yang mengarah ke intoleransi, maka langkah pertama adalah dengan melakukan pendekatan dan dialog.
"Pendekatan penting agar tidak terjadi konflik," katanya. (*)