Desa Bunder Ditetapkan Menjadi Desa Kakao di DIY
Untuk memaksimalkan produksinya, pemerintah mulai membentuk desa-desa kakao. Salah satunya di Dusun Gambiran, Desa Bunder, Patuk.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) DIY terus mengembangkan sentra-sentra kakao menjadi desa kakao untuk meningkatkan produktifitas komoditi cokelat. Ke depan desa kakao akan dikembangkan secara berintegrasi sesuai dengan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing.
Kepala Dishutbun DIY Sutarto mengatakan sentra tanaman kakao di Yogyakarta tersebar si wilayah Gunungkidul dan Kilonprogo. Untuk memaksimalkan produksinya, pemerintah mulai membentuk desa-desa kakao. Salah satunya di Dusun Gambiran, Desa Bunder, Patuk.
Di desa ini, pemerintah mulai melakukan peremajaan tanaman dengan mengembangkan tanaman kakao bibit unggul. Kebun-kebun kakao yang dikelola masyarakat ini diintegrasikan dengan pengolahan biji kakao menjadi cokelat. Selain itu juga diintegrasikan dengan sektor peternakan.
"Di Gunungkidul baru ada satu desa kakao, Desa Bunder ini. Kita akan kembangkan desa ini sebagai salah satu sentra kakao di Gunungkidul," katanya saat menghadiri temu lapang petani kakao di Dusun Gambiran, Bunder, Patuk, Rabu (16/9/2015).
Melalui pengembangan desa kakao ini diharapkan produksinya terus mengalami peningkatan. Menurut Sutarto saat ini produksi kakao di Gunungkidul masih tertinggi di DIY, yakni 0,6 kilogram perbatang. Dengan pembentukan desa kakao ini kedepan ditargetkan produksinya bisa mencapai 1 ton perhektare. (*)