Ironi Wayang Kancil, Digandrungi di Eropa, Kurang Populer di Negeri Sendiri
Wayang Kancil sudah melanglang buana hingga negeri Eropa.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Azka Ramadhan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mungkin hanya sedikit diantara anda yang tahu mengenai sepak terjang Wayang Kancil.
Hal itu seakan menjadi sebuah ironi tersendiri, mengingat Wayang Kancil karya Ki Ledjar Subroto, atau lebih akrab disapa Mbah Ledjar ini sudah melanglang buana hingga negeri Eropa.
Bermula pada kisaran tahun 1980an, saat muncul keresahan dari para dalang tentang menurunnya minat generasi muda pada seni wayang. Saat itu menjadi awal mula lahirnya seni Wayang Kancil ini.
"Saat itu, saya bersama Edi Purbayanto, berinisiatif membikin wayang kancil, untuk mendongeng pada anak-anak, melalui media wayang," kisah Ki Ledjar, saat ditemui Tribunjogja.com di kediamannya, Jalan Mataram Yogyakarta, Kamis (27/08/15).
Saat itu, Mbah Ledjar bertujuan mengenalkan budaya wayang, sekaligus menanamkan nilai budi pekerti yang luhur melalui dongeng Kancil tersebut.
"Bukan sekadar dongeng, kisah Kancil ini diambil dari buku Serat Kancil, yang ditulis oleh Among Darmo sejak zaman VOC," tutur Mbah Ledjar sembari menunjukkan buku Serat Kancil yang masih tertulis dengan aksara Jawa.
Namun menurut Ki Ledjar, dongeng Kancil yang beredar di masyarakat luas telah mengalami salah kaprah yang membuat rusak citra Si Kancil.
Selain masih tertulis menggunakan aksara Jawa, buku Serat Kancil ini memang sangat sulit ditemui di Indonesia. Malahan, buku Serat Kancil ini lebih mudah dijumpai di Belanda.
Hal tersebut yang membuat Mbah Ledjar merasa prihatin karena Kancil selalu diidentikkan dengan hewan yang licik dan culas. Padahal, menurutnya Kancil memiliki nilai-nilai positif yang dapat diteladani.
Mbah Ledjar sendiri sudah memulai perjalanannya di daratan Eropa sejak tahun 2008. Saat itu, beliau diundang untuk mengisi acara di Festival Tong-Tong yang digelar di Den Haag. Tak hanya menyambangi Belanda saja, namun juga rangkaian tur hingga Jerman dan Perancis.
Hingga kini, Mbah Ledjar bersama Wayang Kancilnya ini masih rutin, setiap tahun, menjadi pengisi acara di Festival Tong-Tong tersebut.
"Terakhir ke Eropa, ya tahun lalu, pas diundang ngisi acara Beverley Puppet Festival, di Inggris," imbuh dalang berusia 77 tahun ini.
Rencananya, Oktober mendatang, Mbah Ledjar akan kembali menyinggahi Eropa, untuk menggelar pentas Wayang Kancil di Belanda dan Swiss sekaligus.
Menurut Mbah Ledjar, hal yang membuat Wayang Kancil begitu digandrungi di Eropa adalah karena ceritanya yang berkaitan erat dengan lingkungan dan anak-anak. Di Eropa, sudah banyak yang memanfaatkan seni wayang sebagai media pembelajaran.