Suhu Panas di Yogya karena Matahari Tepat di Atas Pulau Jawa
Beberapa hari terakhir ini Yogyakarta mengalami panas yang cukup terik sehingga mengakibatkan suhu cukup panas
Penulis: Hamim Thohari | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beberapa hari terakhir ini Yogyakarta mengalami panas yang cukup terik sehingga mengakibatkan suhu cukup panas. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan, suhu panas ini diakibatkan matahari yang saat ini sedang berada persis di atas pulau Jawa.
"Saat ini sedang terjadi siklus dimana matahari bergerak dari belahan selatan bumi menuju garis equator, dan dalam proses tersebut saat ini matahari sedang tepat berada di atas pulau Jawa," kata staff Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Annur Fajar Astuti, Kamis (19/3/2015).
Posisi matahari yang tepat di atas pulau Jawa ini diprediksi masih akan berlangsung pada beberapa hari ke depan. Kemungkinan pada akhir Maret posisi matahari telah bergeser menjauh dari Pulau Jawa.
Secara meteorologi, gerak semu matahari tersebut adalah siklus yang rutin terjadi. Akibat matahari tepat berada di atas Pulau Jawa, berdasarkan pantauan BMKG DIY, suhu di wilayah Yogyakarta berkisar 31 hingga 32 derajat celcius untuk siang hari.
Bahkan suhu tersebut dapat meningkat hingga 33 derajat celcius.
Selain mengakibatkan suhu menjadi panas, keberadaan matahari di atas pulau Jawa tersebut juga dapat memicu awan konvektif. Dijelaskan Annur, dengan terbentuknya awan konvektif akan menyebabkan hujan lebat dalam rentang waktu singkat, angin kencang, dan petir.
"Salah satu jenis awan konvektif adalah awan colomunimbus, yang bisa memicu angin puting beliung dan petir," tambahnya.
Masih menurut Annur, meskipun saat ini paparan matahari terjadi cukup intens, tetapi saat ini belum memasuki musim kemarau. Dipredisikan awal musim kemarau akan terjadi pada April dasarian ketiga hingga Mei dasarian kedua.
Sementara itu jika dilihat dari aspek kesehatan kulit, fenomena ini tidak serta merta berdampak pada kesehatan kulit.
"Sinar matahari yang berlebih dan cukup terik seperti saat ini tidak serta merta mengakibatkan penyakit kulit, terlebih kanker," ujar dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran UGM, Sunardi Radiono.
Perlu proses yang panjang yang banyak faktor yang mengakibatkan kanker menyerang kulit manusia. Dampak jangka pendek yang mungkin terjadi akibat suhu panas seperti saat ini adalah biang keringat yang mudah diderita anak-anak dan pada akhirnya bisa menimbulkan iritasi kulit
Meskipun demikian, Sunardi menghimbau agar masyarakat tidak terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan saat matahari sedang terik-teriknya untuk menghindari kemungkinan iritasi kulit.
"Jika suhu sedang panas seperti ini, sebaiknya mandi dengan lebih bersih karena kita akan mengeluarkan keringat yang lebih banyak, sehingga potensi kuman juga lebih banyak," tandas Sunardi. (tribunjogja.com)