Kopi Biji Salak Donokerto, Solusi Ngopi Bagi Penderita Hipertensi
Kopi dari tanaman bernama latin Sallaca edulis Reinw cv Pondoh itupun memiliki kadar kepahitan yang beragam
Penulis: ang | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Angga Purnama
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Menikmati kopi atau ngopi menjadi salah satu kegiatan yang akrab dengan masyarakat Nusantara. Berbagai jenis kopi tersebar dari Sabang hingga Mereuke, dengan berbagai rasa dan ragam penyajiannya.
Namun, bagi pengidap hipertensi atau darah tinggi, kebiasaan ini seringkali dihindari. Hal ini lantaran efek dari menyeruput kopi dapat meningkatkan detak jantung. Kebiasaan ini juga menjadi momok bagi penderita asam lambung atau maag, terlebih jenis kopi yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi tentu akan membuat perut melilit.
Tapi sepertinya hal ini tidak berlaku saat mencicipi kopi biji salak khas Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, seperti yang ditawarkan oleh Sri Sujarwati, pemilik rumah produksi olahan salak pondoh yang tidak membawa efek samping dari ngopi itu.
Sebagian penggila kopi mungkin akan asing saat mendengar kopi jenis ini. Terlebih, mayoritas jenis kopi yang beredar di pasaran adalah arabica dan robusta.
“Kopi yang kami buat murni dari biji salak, tanpa ada campuran dari bubuk kopi jenis lainnya,” ungkapnya, Minggu (15/2/2015).
Sepintas, bubuk kopi biji salak hasil olahan Sri Sujarwati tidak berbeda dengan bubuk kopi lainnya. Bahkan setelah diseduh, warna hitamnya sulit dibedakan dengan kopi jenis lainnya. Hanya saja aromanya tidak terlalu jam seperti bubuk kopi arabica ataupun robusta.
Sementara untuk rasa, kopi dari biji salak cenderung lebih lembut dibandingkan dengan kopi pada umumnya. Kopi dari tanaman bernama latin Sallaca edulis Reinw cv Pondoh itupun memiliki kadar kepahitan yang beragam tergantung pengolahannya.
“Untuk membuat kopi ini cukup mudah. Yakni biji salak yang sudah tua dibersihkan dan dikeringkan. Setelah itu disangrai hingga benar-benar matang, tergantung selera, tapi hasil paling baik adalah dengan matang sempurna namun tidak sampai gosong. Kemudian biji yang sudah matang digiling dan siap digunakan,” katanya menjelaskan. (tribunjogja.com)