BNPB dan BPPT Rekayasa Cuaca untuk Antisipasi Lahar Dingin
Prinsipnya untuk menghambat pembentukan awan, sedangkan satu alat lagi untuk mempercepat turunnya hujan
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Di bawah gerimis dan pekatnya kabut yang menyelimuti kawasan Kaliurang, Pakem, Sleman, tim perekayasa cuaca dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sukses memasang alat pengalih hujan (Ground Particle Generator/GPG), pada Selasa (05/03/2013) siang.
Alat berbentuk kotak alumunium setinggi sekitar satu meteran tersebut dipasang di lima titik meliputi di kali kuning, dua titik di kaliurang yakni di GOR dan perempatan nirmolo, di Turgo dan di Tritis.
“Prinsipnya untuk menghambat pembentukan awan, sedangkan satu alat lagi untuk mempercepat turunnya hujan,” jelas Ham Hilala, perekayasa dari BPPT.
Pemasangan alat yang disebut Ground Base Particle ini, dilakukan atas kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam kaitannya dengan ancaman bahaya lahar dingin. Dengan menggunakan alat tersebut, maka diharapkan hujan bisa dikelola sehingga tidak turun terlalu deras yang bisa memicu terjadinya banjir lahar hujan.
Alat yang sama, menurut Ham sudah digunakan ketika penyelenggaraan PON di Palembang dan Riau. Serta baru-baru ini juga digunakan untuk merekayasa hujan di Jabodetabek.
Tingkat akurasinya, cukup menjanjikan hingga mencapai 30 %. Sehingga dengan demikian, diyakini cukup berhasil untuk merekayasa hujan.
Rencananya alat tersebut akan dipasang hingga tanggal 25 Maret mendatang. Adapun penggunaannya cukup mudah, hanya membutuhkan dua orang teknisi untuk menyalakan kompresor pengabut cairan garam higroskopis (penyerap air, Red), gas elpiji dan kompor untuk membakar cairan tersebut. Hasil akhirnya berupa uap tipis yang berperan dalam menangkap uap air pembentuk awan yang disalurkan melalui cerobong. (TRIBUNJOGJA.COM)