Mengoreksi Keberadaan Rumput di Jalan Malioboro

Rusaknya rumput di pembatas antara jalur lambat dan jalur cepat di Malioboro disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung

Penulis: Sigit Widya |
zoom-inlihat foto Mengoreksi Keberadaan Rumput di Jalan Malioboro
TRIBUNJOGJA.COM/HENDRA KRISDIANTO
Rumput gajah mini yang ditanam di pembatas jalur lambat dan cepat Jalan Malioboro rusak karena diinjak-injak wisatawan

SAYA sangat sependapat dengan pendapat Bapak Suwarto, Sekretaris Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, bahwa tanaman rumput di Malioboro sebagai pengganti taman pot yang sudah ada sebelumnya, sangat tidak efektif dan bermakna. Saya juga pernah menyampaikan kritik sekira lima atau delapan tahun lalu ketika Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memasang keranjang sampah dari rotan di lokasi yang sama. Benar ternyata, keranjang sampah tersebut hilang dan sebagian rusak karena ketertiban dan kedisiplinan masyarakat Yogyakarta masih rendah. Tribun, tolong paparkan lagi mengenai masalah ini. Semoga menjadi koreksi bersama, terutama pihak berwenang. Terima kasih. Dari Gono di Pandak, Bantul.
+6285385004xxx

RUSAKNYA rumput di pembatas antara jalur lambat dan jalur cepat di Malioboro disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut selama libur Lebaran kemarin. Padahal, rumput tersebut belum lama ditanam dan baru kuat diinjak-injak setelah dua minggu. Mengatasi hal ini, instansi terkait akan memulihkannya melalui cara penyiraman secara intensif, yakni pada pagi dan sore.

Jenis rumput yang ditanam di Malioboro adalah gajah mini. Rumput jenis tersebut sebenarnya kuat jika diinjak-injak, tapi harus menunggu hingga pertumbuhannya sempurna. Pengadaan rumput gajah mini ini berasal dari rumput bekas taman yang dipindahtanamkan.
Meski demikian, tetap ada anggaran senilai Rp 30 juta. Sebab, dibutuhkan biaya untuk tambal sulam. Dan saat ini, anggaran yang sudah dipakai Rp 15 juta.
Tak bisa dimungkiri, sebagai ikon wisata, Malioboro butuh penataan. Sejurus, Malioboro sebagai ikon wisata, kerap dipilih sebagai tempat penyelenggaraan acara yang menyedot animo. Karenanya, kerusakan rumput tak bisa dielakkan.

Upaya pencegahan lainnya, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta sedang berkoordinasi dengan UPT Malioboro untuk menjaga keberadaan rumput tersebut, termasuk meminta supaya kusir andong tidak memarkir andong di jalur lambat karena dikhawatirkan rumput akan dimakan oleh kuda.

Sesuai konsep penataan Malioboro tahap pertama, penanaman rumput sengaja difokuskan di taman yang direndahkan. Untuk penataan lanjutan, masih ada pembahasan untuk kemungkinan membongkar seluruh taman, diganti konblok atau batu candi.

Untuk menghijaukan kawasan Malioboro, BLH akan menyediakan pula tanaman rambat yang dipasang di pergola di kanan dan kiri jalan. Namun, pihak BLH hanya memberi bantuan berupa tanaman rambat, sedangkan pergola disediakan oleh para pemilik usaha. Jenis tanaman rambat yang disediakan oleh BLH adalah yang mampu menyerap karbondioksida.

BLH Kota Yogyakarta, UPT Malioboro

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved