Warga Parangkusumo Protes Razia PSK
Para pendemo sempat berniat merangsek masuk pagar yang dijaga Satpol PP tetapi tidak jadi karena tiba-tiba beberapa warga sekitar datang.
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Puluhan orang dari Parangkusumo menggerudug kantor bupati Bantul, Kamis (19/5/2011) dini hari. Sekitar pukul 01.30 mereka berorasi dan mengungkapkan tuntutan mereka di depan kantor orang nomer satu se-Bantul itu.
"Kami di sini menuntut delapan warga Parangkusumo yang ditangkap Satpol PP harus segera dibebaskan," teriak koordinator demonstran dari Perempuan Mahardika ARMP Parangtritis, Aslihul Fahmi Alia.
Aksi itu diwarnai ketegangan. Para pendemo sempat berniat merangsek masuk pagar yang dijaga Satpol PP tetapi tidak jadi karena tiba-tiba beberapa warga sekitar datang.
Beberapa warga, yang merasa terganggu oleh aksi yang berlangsung dini hari itu langsung mendatangi para pendemo. Mereka memarahi dan menyuruh para demonstran bubar.
"Kami keganggu, malem-malem kok demo. Gak tahu aturan," teriak Wintolo (40), warga Purahan, Krajan, Bantul.
Aksi itu berlangsung sekitar 30 menit. Protes warga membuat para pengunjukrasa membubarkan diri. dan kembali ke Parangkusumo.
Aksi itu mereka lakukan terkait dengan razia yang dilakukan Satpol PP, Rabu (18/5) sekitar pukul 22.00 di Parangkusumo. Saat merazia, warga melakukan perlawanan. Beberapa warga mencegat mobil Satpol PP.
Dari 10 orang PSK yang terjaring, dua diamankan massa dari Satpol PP. Menurut Aslihul, dalam razia itu Satpol PP bertindak anarkis karena melukai beberapa orang warga yang berusaha menghadang.
"Beberapa korban yang terluka sudah melapor ke kepolisian (Polsek Kretek, Red)," ujarnya.
Watin, warga Parangkusumo yang lain, menuturkan akan berkoordinasi lagi dengan teman-temannya untuk tindak lanjut berikutnya.