Berita Techno
Apa Itu Nano Banana, Teknologi Viral di Balik Hype Polaroid Gemini AI dan Miniatur 3D
Di tengah derasnya eksperimen visual dari Polaroid gaya Gemini AI sampai cetak miniatur 3D muncul istilah baru, Nano Banana.
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Di tengah derasnya eksperimen visual dari Polaroid gaya Gemini AI sampai cetak miniatur 3D muncul istilah baru, Nano Banana.
Bukan sekadar gimmick, istilah ini lahir dari euforia pengguna yang “going bananas” saat mencoba model image editing terbaru di aplikasi Gemini (Google DeepMind). Di baliknya, ada kemampuan teknis Gemini 2.5 Flash yang membuat proses kreatif jadi cepat, hemat daya, dan tetap presisi.
Apa sebenarnya Nano Banana?
Secara sederhana, Nano Banana merujuk pada pengalaman heboh tapi rapi ketika mengedit gambar dengan AI, serba lincah, hasilnya konsisten, dan terasa personal.
Google memakai istilah going bananas untuk menggambarkan antusiasme itu pengguna takjub karena editor barunya bisa mengubah banyak hal tanpa mengorbankan identitas visual (wajah, karakter, atau objek tetap nyambung meski dirombak berkali-kali).
Semua hasil edit juga ditandai watermark dan SynthID agar jelas bahwa gambar dibuat/diedit oleh AI mendorong transparansi kreatif.
Apa yang bisa dilakukan?
Fitur-fitur kuncinya memungkinkan proses kreasi bertahap, terarah, dan fun:
- Ubah kostum/lokasi: Tempatkan diri atau hewan peliharaan di berbagai skenario tanpa kehilangan ciri visual asli (seragam profesi, gaya fesyen lintas dekade, set panggung unik).
- Gabungkan foto: Satukan beberapa potret menjadi satu adegan baru misalnya Anda dan anjing peliharaan berpose di lapangan basket.
- Multi-turn editing: Edit bertahap kosongkan ruangan, cat dinding, lalu tambah furnitur/dekor sedikit demi sedikit.
- Mix up designs: Ambil gaya dari satu gambar, terapkan ke objek lain (tekstur kelopak bunga pada boots, motif sayap kupu-kupu untuk gaun).
Intinya, detail tetap terjaga, hasil terasa nyata, tapi ruang eksplorasi kreatif tetap luas.
Peran Gemini 2.5 Flash di balik layar
Fenomena Nano Banana ikut terdongkrak oleh Gemini 2.5 Flash, model AI yang difokuskan pada efisiensi daya, kecepatan, dan fleksibilitas biaya.
Ia dijuluki workhorse karena sanggup menangani beban kerja berat dan stabil—dari chatbot layanan pelanggan, ekstraksi dokumen, hingga aplikasi real-time ber-volume tinggi.
Kelebihan utamanya adalah komputasi dinamis dan dapat dikendalikan, pengembang bisa menyeimbangkan kecepatan, akurasi, dan biaya sesuai kebutuhan.
Hasilnya, eksperimen visual seperti Nano Banana jadi lebih mudah dan terjangkau, sekaligus membuka jalan untuk aplikasi AI berskala besar yang hemat biaya namun andal.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Mengenal Sistem AI Evolusioner TOCGY untuk Perdagangan Kripto yang Lebih Cerdas |
![]() |
---|
5 Inovasi Teknologi ASUS 2025: Dari Laptop AI hingga Konsol Gaming Portabel |
![]() |
---|
Spesifikasi Motorola edge 60 pro: Kombinasi AI Cerdas, Kamera Mumpuni, dan Layar Imersif |
![]() |
---|
Spesifikasi dan Harga Jabra Elite 7 Pro yang Tak Kalah Dengan AirPods Pro |
![]() |
---|
Ini Daftar Fitur Terbaru di iOS 15.2 yang Baru Dirilis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.