PSS Sleman

Kisah Wonderkid PSS Sleman Saiful Djoge Merantau dari Halmahera Sejak Usia 14 Tahun demi Sepak bola

​Bermain di tim utama PSS Sleman klub di kasta kedua adalah lompatan besar bagi Saiful, yang sebelumnya hanya bermain di Elite Pro Academy

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Yoseph Hary W
Tribun Jogja / Almurfi Syofyan
Pemain PSS Sleman, Saiful Djoge saat ditemui di lapangan Pakembinangun, Sleman beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - ​Saiful Djoge. Nama yang kini mulai akrab di telinga pendukung PSS Sleman di Championship 2025/2026.

Di usianya yang baru 19 tahun, pemain muda asal Halmahera, Maluku Utara ini tidak hanya merasakan atmosfer tim profesional pertamanya, tetapi juga langsung mencuri perhatian dengan golnya.

Kisahnya adalah tentang perjuangan merantau sejak usia belasan, proses adaptasi yang cepat, dan mimpi besar membawa Super Elang Jawa terbang ke kasta tertinggi Liga Indonesia.

​Bermain di tim utama PSS Sleman klub di kasta kedua adalah lompatan besar bagi Saiful, yang sebelumnya hanya bermain di Elite Pro Academy (EPA) Dewa United (U-20). Perbedaan utamanya terasa pada atmosfer pertandingan.

​"Kalau di EPA kan suporternya kurang, maksudnya masih sedikit. Kalau di Liga 2 kan sudah banyak semua kan. Kayak profesional lah, kayak Liga 1 lah," ujar Saiful pada Tribun Jogja, Selasa (7/10/2025.

​Meskipun baru pertama kali merasakan tingkat persaingan profesional, Saiful mengaku proses adaptasinya berjalan mulus. Ia merasa nyaman dengan lingkungan tim dan strategi yang diterapkan di PSS Sleman.

"Pelatih juga bagus di sini. Adaptasi juga bagus," katanya.

Pada empat laga awal PSS ​di musim ini, Saiful mencetak tiga penampilan swbagai starter saat lawan Persiba Balikpapan, Persiku Kudus dan Deltras FC.Sedangkan saat lawan Persipal Palu, dia tak dapat menit bermain.

Meski begitu, Saiful telah menorehkan gol debutnya di PSS. Hal itu terjadi saat PSS menang atas Persiku Kudus 1-3. Saiful mencetak gol cantik di laga itu.

​Golnya itu menjadi pembuktian hasil kerja kerasnya. Saiful mengakui ada proses belajar yang intens, terutama setelah sempat merasa canggung di awal.

​"Waktu pertama lawan Persiba Balikpapan kan masih kayak bukan posisi asli, jadi masih kayak ragu lah. Setelah latihan-latihan, ya sudah mulai nyamanlah menjadi sayap kanan," jelasnya.

​Gol yang dicetaknya lawan Persiku menunjukkan insting dan ketenangan seorang penyerang. Ketika ditanya mengenai proses gol tersebut, Saiful menjawab singkat, kuncinya adalah kecepatan membaca situasi.

"Sudah lihat kiper keluar, langsung, chip," katanya.

​Gol tersebut juga memiliki makna mendalam baginya. Saiful mendedikasikan gol itu bagi keluarga yang mendukungnya merantau sejak kecil.

"Dipersembahkan terutama untuk keluarga, suporter, semua untuk PSS Sleman lah," ujar Saiful.

​Performa apik Saiful saat ini tidak lepas dari perjalanan hidupnya yang penuh tantangan sejak muda. Ia merantau jauh dari kampung halamannya di Halmahera, Maluku Utara sejak usia 14 tahun.

​"Dari Halmahera itu dari usia 14, itu sekolah dari Halmahera ke Ternate sana. Maksudnya ke Ternate itu kan juga kayak merantau kan, kayak sudah jauhlah dari kampung," kenangnya.

​Dari sana, ia terus berpindah, merangkai mimpi sepak bola, bersekolah di Ternate, kemudian ke Malang, lalu ke Jakarta untuk bermain di Liga Top Skor.

Setelah itu, ia sempat mengikuti seleksi dan bergabung dengan EPA Dewa United selama satu tahun musim 2024/2025, sebelum akhirnya berlabuh ke PSS Sleman.

​Di usia yang masih sangat muda, Saiful menyimpan harapan besar. Selain ingin terus menjaga konsistensi performanya di setiap laga, ia memiliki cita-cita yang tinggi untuk klub barunya.

​"Semoga ke depan lebih baik, semoga bisa bawa PSS Sleman Liga 1," tutup Saiful. (Mur)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved