Pahlawan Nasional 2025

Daftar 10 Tokoh Pahlawan Nasional 2025: Soeharto, Gus Dur, Marsinah, Sarwo Edhie

Presiden Prabowo Subianto menetapkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional 2025 melalui Keppres 116/TK/Tahun 2025. Simak profil singkat Gus Dur, Soeharto

Penulis: Iwan Al Khasni | Editor: Iwan Al Khasni
IST
PAHLAWAN 2025: Presiden Prabowo Subianto menetapkan 10 tokoh sebagai Pahlawan Nasional 2025 melalui Keppres 116/TK/Tahun 2025. Mulai Gus Dur, Soeharto, Marsinah, dan tokoh lainnya yang berjasa dalam perjuangan politik, pendidikan, hukum, dan kemanusiaan. 
Ringkasan Berita:

 

Jakarta Tribunjogja.com -- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menetapkan sepuluh tokoh bangsa sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 pada Pada 6 November 2025. 

Penetapan ini diumumkan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam rangka peringatan Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November.

Siapa Saja 10 Pahlawan Nasional 2025?

Berikut adalah daftar 10 tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK/Tahun 2025 yang ditetapkan pada 6 November 2025:

  1. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)


Presiden ke-4 Republik Indonesia, dikenal luas sebagai tokoh pluralisme, demokrasi, dan pembela hak asasi manusia. Ia merupakan pemimpin Nahdlatul Ulama dan pendiri 
Partai Kebangkitan Bangsa.

Gus Dur memperjuangkan nilai-nilai toleransi antarumat beragama, kebebasan berpendapat, dan pendidikan Islam yang inklusif. Di masa pemerintahannya, ia mencabut larangan terhadap ajaran Konghucu dan membuka ruang bagi kelompok minoritas untuk berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa.

2. Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto

Presiden ke-2 RI yang memimpin Indonesia selama 32 tahun dalam era Orde Baru. Ia dikenal sebagai tokoh militer yang berperan penting dalam penumpasan Gerakan 30 September/PKI tahun 1965.

Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, meskipun juga diwarnai dengan kontroversi terkait kebebasan politik dan hak asasi manusia. 

Soeharto dianugerahi gelar Jenderal Besar atas jasa-jasanya dalam bidang militer dan politik.

3. Marsinah


Seorang buruh perempuan dari Sidoarjo, Jawa Timur, yang menjadi simbol perjuangan hak-hak pekerja. Ia aktif memperjuangkan kenaikan upah dan kondisi kerja yang layak. 

Marsinah ditemukan meninggal dunia secara tragis pada Mei 1993 setelah melakukan aksi protes. Kasusnya menjadi sorotan nasional dan internasional, serta mendorong gerakan buruh dan advokasi hak asasi manusia di Indonesia.

4. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja

Tokoh hukum internasional dan diplomat ulung Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan Menteri Luar Negeri pada era Presiden Soeharto.

Mochtar dikenal sebagai arsitek konsep "Wawasan Nusantara" dalam hukum laut internasional, yang memperkuat klaim wilayah laut Indonesia di forum global. Ia juga aktif memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam berbagai perundingan internasional.

5. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah

Tokoh pendidikan Islam dari Sumatera Barat yang mendirikan Diniyyah Puteri Padang Panjang, sebuah lembaga pendidikan Islam khusus perempuan.  

Ia memperjuangkan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan menjadi pelopor dalam pengembangan kurikulum Islam yang modern dan progresif. 

Rahmah juga dikenal sebagai pendidik yang menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan semangat kebangsaan.

6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo

Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang berperan penting dalam penumpasan G30S/PKI tahun 1965.

Ia dikenal sebagai tokoh militer yang disiplin dan tegas, serta berkontribusi dalam pembinaan generasi muda melalui pendidikan militer.

Sarwo Edhie juga pernah menjabat sebagai Gubernur Akademi Militer dan anggota 
DPR/MPR.

7. Sultan Muhammad Salahuddin

Sultan Bima dari Nusa Tenggara Barat yang dikenal sebagai tokoh pendidikan dan diplomasi. Ia mendorong modernisasi pendidikan di wilayah timur Indonesia dan menjalin hubungan baik dengan pemerintah pusat.

Sultan Salahuddin juga aktif dalam memperkuat identitas budaya lokal sambil mendukung integrasi nasional.

8. Syaikhona Muhammad Kholil

Ulama besar dari Bangkalan, Madura, yang menjadi guru spiritual bagi para pendiri Nahdlatul Ulama, termasuk Hasyim Asy’ari.

Ia dikenal sebagai tokoh kharismatik yang memperjuangkan pendidikan Islam melalui pesantren.

Syaikhona Kholil juga berperan dalam membentuk karakter keislaman yang moderat dan nasionalis di kalangan santri.

9. Tuan Rondahaim Saragih

Tokoh perjuangan dari Simalungun, Sumatera Utara, yang memimpin perlawanan bersenjata terhadap penjajahan Belanda.

Ia dikenal sebagai pemimpin lokal yang berani dan memiliki semangat nasionalisme tinggi.

Rondahaim Saragih memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur militer dan pengorganisasian rakyat.

10. Zainal Abidin Syah

Sultan Tidore yang berperan penting dalam diplomasi dan integrasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ia menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh lokal Papua dan pemerintah pusat untuk memastikan wilayah tersebut menjadi bagian sah dari Indonesia.

Zainal Abidin Syah dikenal sebagai tokoh yang mengedepankan pendekatan budaya dan dialog dalam perjuangannya.

Menolak Pemutihan Sejarah, Massa Aksi di Jogja Tegas Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto

Syarat Khusus Pemberian Gelar Pahlawan

Syarat Khusus Sebelum Mendapatkan Gelar Pahlawan berdasarkan data dari laman kemensos.go.id: 

1. Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa;

2. Tidak pernah menyerah pada mush dalam perjuangan;

3. Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya;

4. Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara;

5. Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa;

6. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi; dan/ atau

7. Melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional. (iwe)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved