Wamen Transmigrasi Viva Yoga Tinjau Kawasan Translok di Imogiri, Warga Usul Perbaikan Jalan
Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi disambut hangat warga Desa Karang Tengah, Imogiri, Bantul
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi disambut hangat warga Desa Karang Tengah, Imogiri, Bantul, Sabtu (4/10/2025).
Ia sempat mencicipi kacang mete hasil olahan UMKM setempat dan menikmati alunan gamelan sebelum berdialog dengan warga transmigran lokal.
Dalam kunjungan itu, ia menegaskan empat amanat Presiden Prabowo Subianto yang menjadi arah program transmigrasi, yaitu menjaga keutuhan NKRI, mengentaskan kemiskinan, mewujudkan ketahanan pangan, dan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“Program transmigrasi harus menjadi sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya pusat-pusat ekonomi di daerah transmigrasi, diharapkan dapat menumbuhkan kawasan produktif yang menjadi penopang ekonomi bangsa. Selain itu, kawasan transmigrasi sebagian besar adalah sentra produksi pangan, terutama beras. Bahkan minggu depan saya akan ke Bungo, Jambi, di mana warga transmigrasi sudah punya kebun sawit yang siap panen. Ada juga yang mengembangkan jambu mete, dan hasilnya menggembirakan,” ujar Viva.
Ia menambahkan, transmigrasi berperan penting dalam menjaga stabilitas nasional.
Pada masa lalu, sebagian transmigran sempat kembali ke daerah asal karena kondisi sosial di lokasi penempatan belum stabil.
“Artinya, bapak-ibu bisa memilih: mau tetap tinggal, mau kembali, atau menetap di sini, insya Allah semua dalam keadaan aman. Pemerintah, khususnya Presiden Prabowo, telah membangun kembali Kementerian Transmigrasi untuk memastikan program ini berjalan baik,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Viva juga menilai perlunya renovasi gedung yang difungsikan sebagai lokasi berkesenian warga, khususnya seni gamelan.
“Saya sudah berbincang dengan Pak Dirjen, dan insya Allah tahun depan kita akan renovasi. Jalan dan mushala di sini juga dulu dibangun oleh Kementer
ian Transmigrasi. Artinya, sejak lama program ini memang diarahkan untuk membangun dari bawah agar desa-desa menjadi makmur dan sejahtera,” ucapnya.
Momen kebersamaan semakin terasa saat Viva bercengkerama dengan warga. Ketika ia menanyakan apakah ada yang masih ingin pindah lagi, tak seorang pun mengangkat tangan. Suasana pun pecah oleh tepuk tangan dan tawa, menandai kenyamanan mereka tinggal di Karang Tengah.
Baca juga: Ratusan Siswa dan Guru di Purworejo jadi Korban Keracunan Massal Program MBG
Warga Minta Perbaikan Jalan dan Talud
Warga Translok Karang Tengah, Imogiri, Bantul, menyampaikan aspirasi berupa perbaikan jalan aspal dan talud kepada Kementerian Transmigrasi.
Permintaan itu disampaikan langsung oleh perwakilan warga, Subur, saat dialog bersama Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi.
Menurut Subur, kondisi jalan yang dibangun sekitar tahun 2012 kini sudah rusak parah, terutama di akses menuju arah selatan.
“Aspirasi warga Translok Karang Tengah, khususnya RT 06 dan RT 07, adalah perbaikan jalan aspal yang sudah rusak parah, perbaikan talud yang juga mengalami kerusakan, dan peningkatan akses ke arah selatan karena jalannya rawan. Tahun ini saja, sudah dua kali ada mobil yang terperosok di sana,” ujarnya.
Subur menceritakan, infrastruktur di Karang Tengah mulai dibangun setelah adanya usulan dari warga kepada Kementerian.
“Ketika saya pertama kali datang ke sini, jalan masih berupa jalan tanah dan berlumpur jika hujan. Kalau saya membawa motor untuk berangkat mengajar ke sekolah, saya harus membawa uthik (kayu kecil), untuk membersihkan lumpur yang menempel di roda. Waktu itu saya sudah beberapa kali mengusulkan kepada Kementerian, dan alhamdulillah beberapa permohonan akhirnya dikabulkan. Pertama, pembangunan jalan aspal. Kedua, pembangunan gedung kesenian untuk gamelan,” katanya.
Ia juga menyinggung pengalaman warga saat terjadi longsor di sekitar musala beberapa tahun silam.
“Dulu pernah ada pengukuran tanah di sini. Tak lama setelah itu, diadakan simulasi bencana alam dengan tema tanah longsor. Eh ternyata, besok paginya benar-benar terjadi longsor di sini. Bekas longsor itu ada di dekat musala. Alhamdulillah, setelah itu warga bersama-sama, didukung Kementerian, akhirnya bisa membangun kembali musala sekaligus jalan aspal. Walaupun sekarang kondisinya sudah rusak lagi,” tutur Subur.
Dalam forum itu, Subur menyerahkan proposal aspirasi warga kepada Dirjen Pembangunan dan Pengembangan Transmigrasi Kementerian Transmigrasi, yang disaksikan langsung oleh Wamen Viva Yoga.
“Saya sudah bermusyawarah dengan Pak Lurah, para pamong, dan warga RT 06 serta RT 07. Disepakati bahwa aspirasi ini dituangkan dalam proposal. Dan kebetulan, hari ini Bapak Wakil Menteri berkenan hadir, maka proposal tersebut sudah kami siapkan. Nanti proposal akan saya serahkan kepada Bapak Dirjen, disaksikan oleh Bapak/Ibu semua,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subbagian Rencana Program dan Pelaporan Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BBPPMT) Yogyakarta, Galuh Rahmi Pangesti, menegaskan komitmen untuk terus melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas bagi masyarakat di kawasan transmigrasi lokal (translok) Karangtengah, Imogiri, Bantul.
Program yang digulirkan sejak 2007 itu diarahkan untuk menguatkan ekonomi rumah tangga sekaligus menggali potensi lokal.
“Kami dari Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BBPPMT) Yogyakarta sudah cukup lama melakukan pembinaan dan peningkatan kapasitas, khususnya bagi masyarakat yang berada di kawasan transmigrasi lokal di Karangtengah, Imogiri. Sejak tahun 2007, ketika kami masih bergabung dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, hingga saat ini bersama Kementerian Desa, dan kemudian menjadi Kementerian Transmigrasi tersendiri, kami terus melakukan berbagai pelatihan yang bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga. Misalnya, pelatihan manajemen ekonomi skala rumah tangga, pelatihan kewirausahaan, hingga pelatihan yang ditujukan untuk peningkatan kapasitas pada level menengah ke atas,” ujar Galuh.
Menurut Galuh, BBPPMT Yogyakarta saat ini menjadi satu-satunya balai besar di lingkungan Kementerian Transmigrasi.
“Ke depan, Balai Besar kami akan tetap fokus untuk melanjutkan pembinaan dan peningkatan kapasitas. BBPPMT Yogyakarta berada di bawah Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Transmigrasi Kementerian Transmigrasi, dan merupakan satu-satunya Balai Besar di lingkungan Kementerian Transmigrasi. Di bawah kepemimpinan Bapak Tunggak Santosa, S.H., M.H., kami akan terus melakukan konsolidasi program bersama pemerintah provinsi dan kabupaten, khususnya dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bantul,” tuturnya.
Ia menjelaskan, program pelatihan diarahkan untuk memanfaatkan potensi lokal, termasuk seni dan usaha kecil.
“Dengan demikian, ke depan akan ada beberapa program yang kami siapkan untuk meningkatkan kembali kapasitas masyarakat transmigrasi. Potensi tersebut misalnya seni gamelan, musik, kesenian, serta UMKM yang bisa menjadi nilai unggulan dan inovasi di Translok Karangtengah, Imogiri,” ucapnya.
Galuh juga menyampaikan, jumlah warga murni di kawasan translok sudah cukup besar.
“Mungkin sudah lebih dari lima angkatan. Satu angkatan biasanya terdiri dari sekitar 30 orang, dan itu berlangsung berkelanjutan sejak tahun 2005. Namun, ketika kami bergabung dengan Kementerian Desa, karena fokus program tidak lagi murni untuk transmigrasi lokal, pembinaan sempat terhenti. Sekarang, setelah kembali menjadi Kementerian Transmigrasi, wilayah kerja kami di BBPPMT Yogyakarta meliputi enam provinsi, salah satunya adalah DIY,” katanya.
Ia menambahkan, program Kementerian Transmigrasi tidak hanya menyasar warga transmigrasi asal, tetapi juga transmigran resettlement.
“Program dari Kementerian Transmigrasi bukan hanya ditujukan bagi transmigran penduduk asal, tetapi juga bagi transmigran resettlement, seperti di Karangtengah. Sebagian dari mereka adalah eks-transmigran dari daerah konflik—misalnya dari Aceh, Sampit, dan Poso—yang kemudian dikembalikan dan ditempatkan di kawasan translok. Proses resettlement ini sudah berlangsung cukup lama, sekitar awal tahun 2000-an. Oleh karena itu, apa yang kami lakukan di kawasan translok adalah fokus pada peningkatan kapasitas, tidak hanya bagi transmigran penduduk asal tetapi juga bagi transmigran resettlement,” jelas Galuh.
Ditambahkan Galuh, dalam kesempatan tersebut turut diserahkan bantuan hasil pertanian di Denplot sebanyak 100 goodie bag, berisi sayur, telur ayam, telur bebek, dan jagung. (*)
Kasus Kematian Arya Daru: Keluarga Diplomat Kemenlu Asal Bantul Butuh Bukti Penyelidikan |
![]() |
---|
Satu Rumah Warga di Dlingo Bantul Dilalap Si Jago Merah, Penyebab Kebakaran Masih Didalami |
![]() |
---|
Ribuan Lampion Akan Menghiasi Langit Parangtritis Bantul, Ini Jadwal dan Harga Tiketnya |
![]() |
---|
Respons Cepat, BPBD Bantul Akan Tambah Pos Damkar di Dlingo dan Srandakan |
![]() |
---|
Uang dan Rokok Alfamart di Bantul Raib Dicuri Maling, Pelaku Diduga Lubangi Tembok Belakang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.