Kim Jong Un Mulai Kenalkan Putrinya ke Panggung Internasional

Tak sendiri, dalam lawatannya ke China ini, Kim Jong Un didampingi oleh putrinya, Kim Ju Ae.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Tangkapan layar siaran BBC International
KIM JONG UN - Tangkapan layar yang diambil dari BBC International memperlihatkan Kim Jong Un dan putrinya tengah disambut oleh para pejabat tinggi Tiongkok saat tiba di Stasiun Beijing pada 2 September 2025. 

TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING - Setelah menempuh perjalanan darat yang panjang, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un akhirnya menginjakan kakinya di Beijing, Tiongkok untuk menghadiri Parade Militer Victory Day, Rabu (3/9/2025).

Tak sendiri, dalam lawatannya ke China ini, Kim Jong Un didampingi oleh putrinya, Kim Ju Ae.

Kim Jong Un dan Kim Ju Ae sebelumnya meninggalkan Korea Utara pada Senin (1/9/2025) malam.

Pemimpin Korea Utara itu berangkat ke China dengan menggunakan kereta dengan pengawalan ketat.

Kereta yang membawa Kim Jong Un memiliki pengamanan ketat.

Fasilitasnya pun cukup mewah karena dilengkapi dengan restoran mewah.

Pada Selasa pagi, Kim Jong Un dan rombongan akhirnya masuk ke wilayah China pada Selasa pagi.

Kemudian pada Selasa sore, Kim Jong Un tiba Beijing.

Setiba di Beijing, Kim Jong Un disambut oleh sejumlah pejabat tinggi Tiongkok.

Dikutip dari Tribunnews.com, foto-foto resmi memperlihatkan Kim Jong Un turun dari kereta lapis baja di Stasiun Kereta Beijing, didampingi putrinya. 

Baca juga: Kontroversi Film Merah Putih: One For All, Jayden Klaim Karyanya Dijiplak

Kehadiran Kim Ju Ae menguatkan spekulasi bahwa sang putri merupakan calon penerus Kim Jong Un di Korea Utara.

Sebab, Kim Jong Un mengajaknya ke acara internasional yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara.

Kim Jong Un mengirim pesan jelas bahwa kepemimpinan keluarga Kim akan terus berlanjut, sekaligus memperkuat citra stabilitas internal negara.

Sementara itu saat parade militer, Kim Jong Un berada di barisan para pemimpin dunia.

Hal itu seolah menegaskan bahwa Korea Utara merupakan salah satu sekutu utama China dan Rusia.

Ia menjadi salah satu figur kunci dalam acara tersebut, menandai dukungan terhadap pertumbuhan pengaruh militer dan politik Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) di arena internasional. 

Kehadiran Kim juga berfungsi sebagai tanda legitimasi bagi status nuklir Korea Utara, karena berdiri di panggung yang sama dengan pemimpin negara-negara besar.

Selain simbolik, parade ini juga memperlihatkan kapabilitas militer DPRK melalui kunjungan Kim sebelumnya ke laboratorium rudal, menegaskan bahwa kehadirannya tidak hanya politis tetapi juga strategis. 

Kehadiran Kim Jong Un menandai perubahan konstelasi geopolitik di Asia-Pasifik.

Hubungan trilateral antara DPRK, China, dan Rusia berpotensi menggeser keseimbangan kekuatan, memberikan sinyal kepada Amerika Serikat dan negara-negara Barat bahwa Korea Utara tetap relevan di arena internasional, baik secara militer maupun diplomatik.(*)

Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com.

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved