Siapa Indroyono Soesilo yang Dilantik Prabowo Sebagai Dubes RI untuk AS, Apa Latar Belakangnya?

Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Dwisuryo Indroyono Soesilo sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia

Dok. Kementrian Pariwisata
Siapa Indroyono Soesilo yang Dilantik Prabowo Sebagai Dubes RI untuk AS, Apa Latar Belakangnya? 

TRIBUNJOGJA.COM – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Dwisuryo Indroyono Soesilo sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Senin (25/8/2025). 

Dengan pelantikan ini, kursi Dubes RI untuk AS akhirnya kembali terisi setelah sempat kosong lebih dari dua tahun sejak Roeslan Roeslani berakhir masa tugasnya pada Juli 2023.

Pelantikan dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 75/P Tahun 2025. Prosesi diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu dilanjutkan dengan pengucapan sumpah jabatan yang dipandu langsung oleh Presiden.


“Demi Allah saya bersumpah, demi Tuhan saya berjanji,” ucap para duta besar mengikuti sumpah yang dibacakan.

PROFIL dan Jejak Karier Indroyono Soesilo

Nama Lengkap: Dwisuryo Indroyono Soesilo

Jabatan Terkini: Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (2025–sekarang)


Jabatan Sebelumnya: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2014–2015)


Tempat & Tanggal Lahir: Bandung, 27 Maret 1955

Karier

  • Kepala Sub Direktorat Teknologi Inventarisasi SDA Matra Dirgantara BPPT (1995–1997)
  • Direktur Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam BPPT
  • Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi Pengembangan SDA
  • Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut, Departemen Kelautan dan Perikanan (1999)
  • Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (2001–2008)
  • Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2008)
  • Direktur Jenderal FAO (Food and Agriculture Organization) (2012–2015)
  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2014–2015)

Pendidikan

  • S1 Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung (ITB)
  • S2 Remote Sensing, Universitas Michigan, Amerika Serikat
  • S3 Geologic Remote Sensing, Universitas Iowa, Amerika Serikat

Jejak Akademik dan Dedikasi

Indroyono Soesilo dikenal publik ketika ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menko Kemaritiman pada Kabinet Kerja (2014–2015). 

Namun, masa jabatannya hanya sekitar 10 bulan sebelum digantikan Rizal Ramli dalam reshuffle kabinet pada Agustus 2015.

Dua hari sebelum dicopot, tepatnya 11 Agustus 2015, Jokowi memanggil sejumlah menteri untuk reshuffle. 

Indroyono tak bisa hadir karena tengah melakukan kunjungan kerja ke Papua. 

Presiden akhirnya menyampaikan keputusan melalui sambungan telepon. 

Dalam pertemuan terakhir di Istana, Indroyono menyampaikan terima kasih sekaligus permintaan maaf kepada Presiden atas segala kekurangannya. Ia berharap Kemenko Maritim bisa lebih cepat mewujudkan visi pemerintah di bawah pimpinan baru.

Sejak lulus dari Teknik Geologi ITB tahun 1979, Indroyono melanjutkan studi di Amerika. 

Ia meraih gelar master di Universitas Michigan dan doktor di Universitas Iowa dengan spesialisasi geologic remote sensing. 

Studi ini dibiayai oleh Permina Foundation hingga rampung pada 1987.

Selesai kuliah, Indroyono sempat ditawari bekerja di Amerika dengan gaji USD 30 ribu per tahun. 

Namun ia memilih kembali ke Indonesia dan mengabdi di BPPT meski bergaji kecil. Baginya, kontribusi untuk bangsa jauh lebih penting dibanding gaji besar.

Indroyono ikut membangun stasiun bumi satelit remote sensing di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, serta mendukung berdirinya 120 pusat pengolahan data satelit di Indonesia (1987–1992). 

Kariernya menanjak di BPPT hingga menjabat Direktur Teknologi Inventarisasi SDA, lalu Deputi Kepala BPPT.

Kiprah di Kementerian dan Dunia Internasional

Tahun 1999, ia masuk ke Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut, kemudian dipercaya menjadi Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (2001–2008). 

Di periode itu, ia juga aktif di forum internasional seperti APEC Senior Official Meeting yang membahas isu-isu kelautan.

Pada 2008, ia ditunjuk menjadi Sekretaris Menko Kesra, dengan tugas mengoordinasikan 17 kementerian dan lembaga. 

Kariernya terus merambah ke panggung global ketika ia maju sebagai kandidat Direktur Jenderal FAO mewakili Indonesia dan ASEAN di Roma (2011). Meski tidak terpilih, ia kemudian menjabat posisi strategis di FAO (2012–2015).

Indroyono juga tercatat sebagai inisiator sejumlah kerja sama internasional, seperti Coral Triangle Initiative (2007), World Ocean Conference 2009, hingga ikut mengawal kebijakan penanggulangan praktik illegal fishing di Laut Arafura.

Putra Seorang Mantan Dubes

Indroyono Soesilo merupakan putra dari Soesilo Soedarman, yang juga pernah menjabat sebagai Dubes RI untuk Amerika Serikat pada 1986–1988. 

Ayahnya dikenal sebagai tokoh penting di era Orde Baru dengan sejumlah jabatan strategis, antara lain Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi serta Menko Polkam.

Dengan latar belakang keluarga tersebut, penugasan Indroyono ke Washington D.C. bisa disebut sebagai estafet diplomasi yang kembali menghubungkan sejarah keluarga Soesilo dengan hubungan bilateral Indonesia–AS.

Penghargaan dan Kiprah Akademis

Atas pengabdian panjangnya, Indroyono menerima berbagai penghargaan, di antaranya:

  • Satya Lencana Dwija Sistha RI (2003)
  • Satya Lencana Karya Satya dan Bintang Utama RI (1999)
  • Satya Lencana Pembangunan RI (1995)
  • Sarwono Prawirohardjo VIII dari LIPI (2009)
  • Adhicipta Rekayasa dari Persatuan Insinyur Indonesia (1993)

Selain pejabat publik, ia juga mengajar di berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, ITS, Trisakti, hingga menjadi dosen luar biasa di Seskoad TNI AD Bandung (1988–1995).

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved