Mitos atau Fakta, Kacang dan Cokelat Picu Jerawat
Salah satu mitos yang sering beredar adalah bahwa konsumsi kacang dan cokelat dapat memicu timbulnya jerawat.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Jerawat merupakan masalah kulit yang sering dialami oleh banyak orang, terutama remaja dan dewasa muda.
Salah satu mitos yang sering beredar adalah bahwa konsumsi kacang dan cokelat dapat memicu timbulnya jerawat.
Apakah klaim ini benar-benar didasarkan pada fakta ilmiah atau hanya sekedar mitos urban yang bertahan lama?
Dalam penulisan ini, akan membahas secara mendalam hubungan antara kacang, cokelat, dan jerawat.
Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang jelas agar dapat membuat pilihan makanan yang tepat tanpa rasa khawatir berlebihan.
Apa yang Sebenarnya Menyebabkan Jerawat?
Sebelum membahas kacang dan cokelat, penting untuk memahami akar penyebab jerawat.
Jerawat atau acne vulgaris disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor internal dan eksternal, seperti hormon, bakteri, genetik atau lingkungan, dan pola makan.
Fluktuasi hormon androgen dapat meningkatkan produksi sebum atau minyak alami kulit yang menyumbat pori-pori.
Propionibacterium acnes atau Cutibacterium acnes berkembang biak di pori-pori yang tersumbat, sehingga menyebabkan peradangan.
Riwayat keluarga, stres, dan penggunaan kosmetik berminyak juga berperan sangat penting untuk menimbulkan jerawat pada kulit wajah.
Meskipun makanan bukan penyebab utama, beberapa jenis makanan dapat mengurangi kondisi pada individu yang sensitif.
Mitos atau Fakta?
Cokelat sering dijadikan "kambing hitam" untuk jerawat karena rasa enaknya yang menggoda dan kandungan lemaknya yang tinggi.
Banyak orang percaya bahwa makan cokelat akan langsung memicu jerawat karena sifatnya yang berminyak dan manis.
Namun, apakah ini fakta?
Penelitian menunjukkan bahwa cokelat murni (dark chocolate) dengan kadar kakao tinggi tidak secara langsung menyebabkan jerawat.
Malah, kakao mengandung antioksidan seperti flavonoid yang justru dapat mengurangi peradangan kulit.
Masalahnya sering kali bukan pada kakao itu sendiri, melainkan pada tambahan bahan dalam cokelat komersial, seperti susu, gula rafinasi, dan lemak terhidrogenasi.
Susu sapi misalnya mengandung hormon yang dapat mempengaruhi produksi sebum.
Makanan tinggi glikemik, seperti cokelat susu dan produk susu dapat menghilangkan jerawat pada sebagian orang, terutama yang memiliki kulit berminyak atau rentan terhadap hormon.
Jadi, cokelat bukan penyebab utama jerawat, melainkan mitos yang sebagian besar tidak berdasar .
Jika mengalami jerawat setelah makan cokelat, cobalah pilih dark chocolate dengan kadar gula rendah atau perhatikan apakah ada alergi terhadap susu.
Selain itu, pada kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, atau kenari sering dihindari oleh penderita jerawat karena dianggap berlemak dan dapat menyumbat pori-pori.
Apakah anggapan ini benar?
Kacang sebenarnya adalah sumber nutrisi yang baik, kaya akan lemak sehat omega-3 dan omega-6, protein, serat, dan vitamin E yang mendukung kesehatan kulit.
Vitamin E khususnya berperan sebagai antioksidan yang melindungi kulit dari kerusakan radikal bebas.
Mengkonsumsi kacang secara moderat justru dapat meningkatkan hidrasi kulit dan mengurangi peradangan, bukan menyebabkan jerawat.
Pada individu dengan alergi kacang atau sensitivitas tertentu, konsumsi berlebih dapat memicu respons inflamasi sistemik yang secara tidak langsung memicu jerawat.
Selain itu, kacang goreng atau yang diproses dengan minyak tidak sehat seperti kacang tanah goreng mengandung lemak trans yang dapat meningkatkan kadar insulin, mempengaruhi hormon, dan berpotensi mengurangi jerawat.
Maka dari pada itu, tidak ada hubungan kausal langsung antara kacang dan jerawat pada populasi umum.
Dengan demikian, kacang sebagai penyebab jerawat juga merupakan mitos .
Nikmati kacang mentah atau panggang tanpa tambahan garam atau minyak untuk manfaat maksimal dan batasi porsi jika merasa ada reaksi.
Jadi kacang maupun cokelat bukanlah penyebab munculnya jerawat, hal ini merupakan mitor yang lahir dari pengamatan anekdotal dari pada bukti ilmiah yang kuat.
Faktor utama jerawat tetap pada hormon, kebersihan kulit, dan gaya hidup.
Tetaplah menjaga pola makan yang sehat, minum air putih yang cukup, dan gunakan produk skincare serta rutin membersihkan wajah.
Dengan pemahaman yang benar, bisa menikmati kacang dan cokelat secara bijak tanpa rasa bersalah.
Jika jerawat tambah parah, segera hubungi profesional kesehatan untuk penanganan yang tepat. (MG Awega Yunita Sara)
5 Rekomendasi Toner untuk Kulit Berjerawat, Wajah Auto Mulus |
![]() |
---|
Wajib Pakai Sunscreen! Panduan Praktis untuk Pemula agar Wajah Terlindungi |
![]() |
---|
Cara Mudah Menerapkan Perilaku Hidup Sehat untuk Hidup Berkualitas |
![]() |
---|
Perawatan Kulit Wajah dengan Bahan Alami Masih Menjadi Primadona, Tidak Timbulkan Efek Samping |
![]() |
---|
8 Cara Ampuh Mengatasi Jerawat: Tips dan Trik untuk Kulit Bersih dan Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.