Mengenal Jelajah Kampung Siluman Peraih API Award 2025, Menguak Jejak Permukiman di Lereng Merapi

Kawasan hutan yang masuk wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) itu konon merupakan perkampungan penduduk. 

Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
KAMPUNG SILUMAN - Seorang warga menunjukkan lokasi Kampung Siluman yang berada di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Foto diambil 7 Juli 2024. 
Ringkasan Berita:
  • Jelajah Kampung Siluman di Lereng Gunung Merapi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meraih Juara 1 Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025 kategori olahraga dan petualangan
  • Kawasan hutan yang masuk wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) itu konon merupakan perkampungan penduduk.
  • Karena erupsi Merapi pada 1930, permukiman itu lenyap tersapu dan terkubur material erupsi. 

 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Atraksi wisata Jelajah Kampung Siluman di Lereng Gunung Merapi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berhasil mendapatkan Juara 1 Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025 kategori olahraga dan petualangan. 

Kampung Siluman merupakan kawasan hutan asri yang ada di wilayah Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kawasan hutan yang masuk wilayah Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) itu konon merupakan perkampungan penduduk. 

Namun karena erupsi Merapi pada 1930, permukiman itu lenyap tersapu dan terkubur material erupsi.

Seiring berjalannya waktu, permukiman itu ditinggalkan dan berubah menjadi hutan lebat yang didominasi pohon pinus. 

Sekretaris Desa Sidorejo, Achmad Sulistyo, mengatakan perolehan anugerah itu menjadi harapan baru bagi warga untuk mengembangkan potensi wisata di Desa Sidorejo.

Dia menyebut, di desanya ada beberapa potensi wisata yang mulai berdetak dan digarap menuju julukan desa wisata. Di antaranya obyek wisata Deles Indah, tempat wisata camping di Dukuh Petung, dan di Karangbuton. 

"Harapan kami, perolehan juara satu API Award itu menjadi poin untuk lebih menguatkan wisata di sekitar Deles Indah. Ternyata banyak yang bisa kami lakukan untuk berkegiatan wisata do Deles Indah, jadi tidak hanya melihat view Merapi atau hutan pinus. Tapi juga bisa menikmati tren lain yang sedang kami garap, semisal outbond, trekking, hiking, ataupun camping, dan camper van," ucapnya, Minggu (23/11/2025). 

Achmad menjelaskan bahwa sebenarnya konsep Jelajah Kampung Siluman itu sudah dijalankan menjadi salah satu lokasi wisata fun hiking di Deles Indah.

Baca juga: Jelajah Kampung Siluman dan Gerabah Desa Melikan Sabet Penghargaan API Award 2025

Dalam paket wisata tersebut para wisatawan akan dipandu dan didokumentasikan di setiap perjalanan serta mendapatkan ngopi di alam. 

"Jadi kalau paketan ke arah Kampung Siluman itu dulu sempat kami buka. Tapi ternyata jaraknya terlalu jauh kalau dimulai dari lokasi basecamp kami. Akhirnya kami buat wisata khusus tersendiri dengan konsep Jelajah Kampung Siluman. Tempat itu kan merupakan peninggalan bersejarah karena memang dulu permukiman yang pernah ada," jelas dia. 

Oleh karena itu, paket fun hiking Jelajah Kampung Siluman tak hanya menawarkan pemandangan dan suasana asri hutan konservasi Gunung Merapi.

Akan tetapi juga menghadirkan wisata masa lalu yang bersejarah serta edukasi terkait peristiwa erupsi Merapi. 

"Untuk wisata khusus Jelajah Kampung Siluman itu nanti bolak-balik jaraknya bisa 5-6 kilometer, kalau sampai puncak atas. Di sana didominasi hutan pinus dan kalau musim hujan bisa melihat langsung air terjun Kali Talang. Itu hanya bisa dilihat dari Kampung Siluman dan kalau view utara full Merapi," tuturnya. 

Jejak Permukiman Warga yang Terkubur Erupsi Merapi

Lebih lanjut, Achmad menceritakan bahwa kawasan Kampung Siluman dahulu adalah sebuah permukiman warga yang bernama Desa Seluman. Desa tersebut menghilang karena terkubur erupsi Gunung Merapi pada 1930-an. 

"Pada 2006-2010 kalau main di sana, kami sering melihat bekas-bekas bangunan masih ada, semisal usuk yang terbakar dan gentengnya juga ada. Tapi setelah erupsi Merapi 2010, sudah tertutup semua. Sekarang tinggal spot-spot hutan pinus," ungkap dia. 

Kendati demikian, tambahnya, jika dilihat dari sudut-sudut tertentu masih bisa dikenali seperti halaman rumah yang berbentuk terasiring. 

Warga Desa Sidorejo pun berupaya menjaga kawasan Kampung Siluman itu lewat pendekatan seni budaya.

Yakni dengan menggelar ritual pager banyu setiap tahun.

Dikatakan, lokasi gelaran pager banyu itu masih berada di bawah kawasan permukiman Kampung Siluman atau di lembah. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved