Kata Disperindag soal Penyebab Fluktuasi Harga Telur Ayam di Sleman
Nia mengaku belum pernah menghitung total kebutuhan telur ayam untuk MBG di Sleman.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah, diduga menjadi salah satu faktor penyebab fluktuasi harga telur ayam di Kabupaten Sleman. Peningkatan permintaan untuk memenuhi kebutuhan menu MBG berkontribusi terhadap lonjakan harga telur di pasaran.
"Iya, memang faktor MBG mempengaruhi tingginya permintaan telur. Secara hukum ekonomi demand (permintaan) naik pasti harga naik," kata Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Sleman, Kurnia Astuti, Senin (20/10/2025).
Terkait kebutuhan, Nia mengaku belum pernah menghitung total kebutuhan telur ayam untuk MBG di Sleman. Sebab, kebutuhan yang menghitung adalah Badan Gizi Nasional (BGN). Akan tetapi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang jumlahnya mencapai puluhan, kebutuhan telur ayam dipastikancukup tinggi.
Harga telur ayam di Kabupaten Sleman, berdasarkan Harga Acuan Pembelian (HAP) diharga Rp 30.000, per kilogram. Adapun harga telur ayam hari ini di Kabupaten Sleman di harga Rp 29.643 per kilogram.
"Harganya masih di bawah HAP. Tetapi kalo dibandingkan harga riil ada kenaikan sekitar Rp 143 rupiah dibanding hari kemarin," ujarnya.
Jumlah SPPG di Bumi Sembada, berdasarkan data yang sudah beroperasional, berjumlah 62. Satu dapur SPPG rata-rata memproduksi 3.000-3.500 porsi per hari. Jika dalam satu hari, semua SPPG serentak menggunakan telur ayam sebagai menu seperti pada Jumat (17/10/2025) kemarin, ada momen Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) secara serentak menyediakan menu nasi goreng dan telur ceplok dalam rangka ulang tahun Presiden Prabowo Subianto. Maka kebutuhan dari puluhan SPPG di Sleman bisa mencapai ribuan kilogram telur ayam.
Kepala SPPG Margomulyo, Joni Prasetyo mengungkapkan, kebutuhan bahan pangan yang dig unakan di SPPG tergantung dari menu apa yang disajikan. Misalnya, satu hari ada menu telur ayam, maka di SPPG yang ia kelola membutuhkan 4.000 butir telur ayam. Jika 1 kilogram telur ayam dirata-rata berjumlah 15 butir.
"Maka kami kurang lebih butuh 307an kilogram telur ayam," ujar dia.
Joni mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, pihaknya berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Kalurahan (Bumkalma) sebagai suplier. Mereka mengambil bahan baku dari peternakan lokal di wilayah Seyegan. Ia memastikan, belanja bahan baku dilakukan harian dan selalu mengedepankan kualitas.
"Kami tidak main-main soal kualitas. Bila ada keterlambatan pengiriman, barang tidak sesuai pesanan, atau bahan kurang segar dan tidak layak olah akan langsung kami evaluasi dan hentikan kerja samanya. Karena kami percaya, kualitas bahan baku menentukan kualitas setiap ompreng yang sampai di tangan anak-anak," katanya.(*)
| Rasionalisasi Anggaran, Disdik Sleman Kena Pangkas Rp65 Miliar |
|
|---|
| Bahasa Portugis Akan Masuk Sekolah, Begini Respons Guru hingga Disdik Sleman |
|
|---|
| Viral Dua Pemuda Mabuk di Sleman Pura-pura Jadi Polisi Periksa Pengendara, Dibekuk Warga |
|
|---|
| PSS Sleman tambah Seribu Tiket untuk Laga Kontra Persipura Jayapura, Jadi 10 Ribu |
|
|---|
| Ribuan Pedagang Dipastikan Bakal Tempati Pasar Godean Mulai 29 Oktober 2025 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.