Minta Kepolisian Tak Risau soal Mural Bernada Kritik, JPW: Jangan Terlalu Reaktif

Mural hanya bagian dari ekspresi rakyat melalui seniman jalanan, sebagai media penyampaian pendapat.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Yoseph Hary W
Dok.Istimewa
Mural di Jokteng Wetan 

TRIBUNJOGJA.COM - Jogja Police Watch (JPW) meminta aparat kepolisian tak perlu mengkhawatirkan deretan mural bernada kritik yang kini bermunculan.

Kadiv Humas JPW, Baharuddin Kamba, menuturkan, mural hanya bagian dari ekspresi rakyat melalui seniman jalanan, sebagai media penyampaian pendapat.

"Kalau kepolisian meminta seniman untuk menghapus muralnya, yang terjadi malah muncul mural-mural lain, baik di tempat yang sama, atau di lokasi yang berbeda," katanya, Rabu (3/9/25).

Sehingga Kamba berpendapat, pihak kepolisian tidak perlu risau, apalagi sampai meminta seniman untuk menghapus karyanya tersebut. 

Sebaiknya, ia berharap, agar aparat mempersilakan, serta memberikan ruang berekspresi bagi warga masyarakat dalam menyampaikan kritik.

"Jangan terlalu reaktif lah. Jika memang diperlukan, mbok ya diundang saja ahli bahasa, yang santun itu seperti apa bagi seniman jalan dalam membuat mural," ungkapnya.

Menurutnya, alangkah baiknya tindakan reaktif aparat dialihkan untuk menindak baliho-baliho yang semakin mengganggu estetika Kota Yogyakarta.

Terlebih, ia memandang, muatan deretan mural yang muncul dewasa ini benar-benar menyentuh akar persoalan yang dirasakan oleh masyarakat.

"Intinya, pihak kepolisian di Yogyakarta tidak perlu khawatir dan reaktif berlebihan terhadap mural-mural karya seniman di jalananan itu," terang Kamba.

"Karena setiap orang kan memiliki cara berbeda dalam menyampaikan kritik maupun aspirasi. Jadi, apa yang perlu dikhawatirkan," urainya. (aka)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved