Kejadian Keracunan MBG di Wates Bikin Khawatir, DPRD Kulon Progo Harapkan Peran Dinkes

Ia menilai peran Dinkes Kulon Progo diperlukan mengingat OPD tersebut bertugas dalam memastikan keamanan pangan di wilayahnya.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUN JOGJA/Alexander Ermando
AWASI MBG: Foto dok. Ketua DPRD Kulon Progo, Aris Syarifuddin desak pengawasan MBG setelah kejadian keracunan di Wates. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulon Progo turut menyoroti kejadian keracunan makanan pada ratusan pelajar di Wates usai menyantap porsi Makan Bergizi Gratis beberapa waktu lalu. Apalagi makanannya ternyata telah terkontaminasi bakteri.

Ketua DPRD Kulon Progo, Aris Syarifuddin menilai salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang perlu ikut berperan adalah Dinas Kesehatan (Dinkes).

"Dinkes Kulon Progo perlu ikut ambil peran dalam mengawasi program MBG," kata Aris memberikan keterangannya pada Jumat (22/08/2025).

Ia menilai peran Dinkes Kulon Progo diperlukan mengingat OPD tersebut bertugas dalam memastikan keamanan pangan di wilayahnya. Selain pengawasan, juga dalam pembinaan, penyuluhan, koordinasi, dan penindakan.

Aris pun menyayangkan peristiwa keracunan makanan karena MBG yang terjadi di Kulon Progo. Sebab kasusnya sudah 2 kali terjadi, di mana yang terakhir menyebabkan lebih dari 400 pelajar mengalami gejala keracunan.

"Kejadian itu menimbulkan kekhwatiran banyak pihak khususnya para orang tua pelajar," jelasnya.

Aris tak menampik jika program MBG hingga kini sepenuhnya masih dikelola pemerintah pusat. Pengelolaannya di daerah dilakukan lewat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Pengelolaan yang terpusat membuat pemerintah daerah tidak bisa mengintervensi pelaksanaan MBG. Meski begitu peran daerah tetap diperlukan demi menjamin keamanan para pelajar yang menerima MBG.

"Salah satunya dalam pengawasan untuk memastikan keamanan pangannya," ujar Aris.

Kepala Dinkes Kulon Progo, Sri Budi Utami mengatakan sudah bertemu dengan SPPG yang berkaitan dengan kejadian keracunan massal pada ratusan pelajar di Wates. Pertemuan membahas hasil laboratorium yang menyatakan makanan MBG yang dikonsumsi saat itu telah terkontaminasi bakteri.

Menurutnya, mekanisme pengelolaan program MBG yang terpusat membuat pihaknya kesulitan dalam mengantisipasi kejadian. Meski begitu ia memastikan akan lebih meningkatkan pemantauan usai kejadian keracunan tersebut.

"Kami harus terap bergerak mengingat Dinkes memiliki tugas mendampingi, membina, dan menjaga kesehatan masyarakat secara umum," jelas Budi belum lama ini.(alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved