Mengenal 7 Jenis Hujan dan Proses Pembentukannya: Hujan Frontal hingga Buatan

Penulis: Tribun Jogja
Editor: Iwan Al Khasni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi hujan

Hujan konvektif umumnya bersifat lokal, hanya terjadi di sebagian kecil daerah.

Maka dari itu, banyak dari kita yang menyebutnya sebagai hujan lokal.

Hujan inilah penyebab satu wilayah bisa diguyur hujan deras, sementara wilayah lain yang berdekatan tetap kering.

Di Indonesia yang beriklim tropis, hujan konvektif cukup sering terjadi terutama saat siang atau sore hari.

3. Hujan Orografis

Hujan orografis terbentuk ketika angin yang membawa uap air dari lautan terhalang oleh pegunungan.

Udara tersebut dipaksa naik ke lereng gunung, lalu mengalami pendinginan.

Uap air yang terkondensasi kemudian turun sebagai hujan di sisi gunung yang menghadap angin (disebut windward).

Sebaliknya, sisi lain dari gunung yang tidak terkena aliran udara sering kali menjadi daerah kering yang disebut bayangan hujan (rain shadow).

Inilah sebabnya curah hujan di wilayah pegunungan tidak selalu merata, dengan satu sisi yang sangat subur dan sisi lain yang kering.

4. Hujan MusonĀ 

Seperti namanya, hujan muson merupakan hujan yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson.

Angin muson adalag angin yang berembus secara periodik dari daratan ke lautan dan sebaliknya.

Di Indonesia, angin muson timur yang bertiup dari Australia menuju Asia pada bulan Oktober hingga April membawa banyak uap air dan memicu musim hujan.

Sebaliknya, saat angin muson barat berembus dari Asia ke Australia, wilayah Indonesia cenderung mengalami musim kemarau.

Jenis hujan ini sangat berpengaruh pada pola pertanian dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama dalam hal pasokan air.

Baca juga: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Sleman Rusak Belasan Rumah Warga

5. Hujan Asam

Halaman
1234

Berita Terkini