TRIBUNJOGJA.COM, GRESIK - Kehidupan lima bersaudara di Dusun Srembi, Desa Kembanga, Gresik, Jawa Timur sungguh memprihatinkan.
Mereka yakni Essel (21), Andre (19), Dexta (13), Kimora (11), dan Ceis (3) hidup terlantar setelah ditinggal pergi oleh ibunya, Sati.
Sementara sang ayah, Aldi sudah meninggal dunia.
Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan di Perumahan Grad Gresik Harmoni.
Gresik adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Lebih tepatnya, Gresik berada di sebelah barat laut Kota Surabaya, yang merupakan ibu kota provinsi.
Pusat pemerintahan Kabupaten Gresik, yaitu Kecamatan Gresik, berjarak sekitar 20 km di sebelah utara Kota Surabaya.
Lima bersaudaran tersebut hidup serba kekurangan lantaran tidak ada yang bekerja.
Bahkan untuk menyambung hidup, mereka harus menjual barang-barang perkakas rumah tangga.
Kisah memilukan yang dialami oleh kelima bersaudara ini akhirnya diketahui warga sekitar dan pemerintah setempat.
Bantuan pun datang untuk meringankan hidup kelima bersaudara tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, Ketua RT8/RW3 Masbukin mengatakan selama ini warga tidak mengetahui kehidupan kelima bersaudara tersebut.
Sebab, kehidupan mereka tertutup.
Warga baru mengetahui kehidupan memilukan yang dialami oleh kelima bersaudara itu setelah kakak tertua menjual barang-barang perkakas rumah tangga.
Baca juga: Status Gunung Lewotobi Laki-laki Naik jadi Awas, Ini Imbauan Bagi Warga
Barang-barang itu dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Warga pun merasa tidak tega melihat kondisi Essel dan empat adiknya tersebut.
"Mereka menempati rumah kontrakan itu sudah hampir dua tahun. Meski begitu sebelumnya banyak warga yang kurang tahu kondisi mereka, karena mereka agak tertutup," ujar Masbukin, Jumat (15/8/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Baru sejak kakak-kakaknya yang tua jual barang-barang untuk keperluan hidup, para tetangga, kami semua, jadi merasa iba dan ingin membantunya," ucap dia.
Kondisi kelima bersaudara itu semakin memilukan karena biaya sewa rumah yang ditinggalnya ternyata belum lunas.
Pemilik rumah pun sempat datang menagih uang sewa yang masih kurang itu.
Melihat penderitaan yang dialami oleh kelima bersaudara itu, warga pun merasa iba hingga akhirnya mencoba berbagai cara untuk membantunya.
"Kami sudah coba menghubungi ibu mereka tapi tidak direspon, coba dihubungi oleh anaknya sendiri juga responsnya seperti itu. Makanya kami terus hubungi Dinsos, orang DPRD, Alhamdulillah langsung direspons dengan baik," kata Masbukin.
Salah seorang warga setempat, Sofyan mengatakan, warga merasa prihatin atas apa yang dialami oleh kelima anak tersebut.
"Cukup miris, tidak hanya AC (pendingin ruangan) maupun televisi, tapi mereka juga sampai jual galon (air minum) untuk biaya kebutuhan hidup. Apalagi mereka kemarin juga sempat ditagih kekurangan uang rumah kontrakannya Rp 10 juta, bagaimana kami tidak merasa kasihan," tutur Sofyan.
Menurut Sofyan, untuk membantu keluarga itu, warga membuka donasi serta mencarikan pekerjaan bagi dua kakak tertua.
Sementara ketiga adiknya yang masih kecil ditangani oleh Dinsos.
"Tiga adiknya sudah ditangani oleh Dinsos dan KBPPPA, sedangkan untuk Essel dan Andre coba kami upayakan agar bisa bekerja. Alhamdulillah, kemarin dari Kepala Desa Yosowilangon sudah menyanggupi mereka akan diperbantukan di dapur makan program MBG (makan bersama gratis), mudah-mudahan bisa segera bekerja agar dapat penghasilan," ucap Sofyan.
Setelah cerita memilukan yang dialami kelima bersaudara itu viral, bantuan pun berdatangan.
DPRD Gresik bersama Dinas Sosial dan juga Dinas Kelurga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Gresik langsung mencarikan solusi.
Untuk tiga anak yang masih di bawah umur untuk sementara ditempatkan di rumah aman.
"Sudah, kami sudah koordinasi dengan Dinsos dan KBPPPA, dengan tiga dari mereka sudah ditangani dan kini sudah berada di rumah aman KBPPPA Gresik," tutur Ketua Komisi IV DPRD Gresik, Muchamad Zaifudin.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com.