"Tak lama kemudian, FH berhasil dibujuk dan naik ke daratan. Namun, FH langsung mengambil parang dan naik ke atap rumah sambil mengatakan akan bunuh diri," beber Jeffry.
Kejadian itu diketahui oleh Polsek Sewon, sehingga datang ke lokasi kejadian perkara dan membujuk FH untuk membuang senjata tajam dan turun dari atap rumah. FH kemudian meminta dilakukan mediasi dengan keluarga dan dukuh.
"Setelah mediasi, FH malah kembali naik ke atap rumah sambil membawa tablet dan melakukan live di Instagram serta mengatakan akan melakukan bunuh diri," ungkap dia.
Kejadian itu diketahui oleh teman sekolah dan kuliah FH, sehingga datang ke lokasi. Mereka juga berhasil membujuk FH untuk turun dari atap.
"Setelah turun dari atap, FH dibujuk untuk periksa di rumah sakit. Dikarenakan mau, akhirnya FH masuk ke mobil siaga FPRB setempat dan dibawa ke RS Jiwa Klaten untuk mendapatkan perawatan," urainya.
Usut punya usut, FH ternyata tidak ingin tinggal di rumahnya dan meminta kepada orang tua FH untuk menjual rumah dan tanah tersebut.
FH ternyata mengalami halusinasi dan merasa setiap hari selalu diikuti dan diawasi oleh orang banyak yang tidak diketahui siapa.
"FH juga mengeluh tentang tanah milik keluarganya yang disewakan untuk tempat kos. Menurut keterangan dari warga setempat bahwa nenek dan kaam yang bersangkutan juga mengalami gangguan jiwa," tutup dia.(*)