Lika Liku Sekolah Rakyat, di Temanggung, Lima Siswa Kabur Karena Tak Kerasan

Penulis: Hari Susmayanti
Editor: Hari Susmayanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sekolah rakyat

TRIBUNJOGJA.COM, TEMANGGUNG - Program sekolah rakyat yang dijalankan oleh pemerintah pusat belum sepenuhnya berjalan lancar.

Berbagai lika liku dihadapi oleh pengelola sekolah rakyat.

Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis berasrama yang digagas oleh pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan.

Program ini ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, yang terdata dalam Desil 1 dan 2 DTSEN (Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional).

Sekolah Rakyat bertujuan memberikan pendidikan berkualitas, pelatihan keterampilan, dan pembentukan karakter agar siswa dapat mandiri dan berdaya saing. 

Di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 16 di Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Jawa Tengah, lima orang siswa kabur setelah menjalani pendidikan selama sekitar seminggu.

Mereka kabur di waktu yang berbeda.

Pihak sekolah pun berusaha untuk memberikan pendampingan psikologis kepada para siswa yang kabur dan yang ada di sekolah supaya kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kepala Sentra Terpadu Kartini Dewi Suhartini mengatakan SRMA 16 memiliki 125 siswa dengan rincian 69 perempuan dan 56 laki-laki.

Siswa yang kabur meninggalkan sekolah ini semuanya laki-laki.

Tiga siswa kabur pada Jumat (18/7) malam dan dua lainnya melarikan diri pada Senin (21/7) siang.

"Tiga siswa meninggalkan keluar tengah malam, melompati pagar. Hanya membawa badan," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/7/2025).

Baca juga: Komnas HAM Datangi Rumah Mendiang Diplomat Kemenlu Arya Daru Pangayunan di Bantul

Adapun dua siswa meninggalkan SRMA 16 dengan berjalan seperti biasa.

Pihak sekolah kemudian langsung menindaklanjuti kejadian itu dengan melakukan pendekatan kepada para siswa yang kabur.

Dari lima orang yang kabur, dua di antaranya sudah bersedia kembali ke sekolah.

Keduanya akan tiba di sekolah pada hari ini dan 25 juli mendatang.

Sementara tiga lainnya belum bersedia dan saat ini pihak sekolah masih melakukan pendekatan terhadap keluarga dan siswa yang bersangkutan.

Menurut Dewi, alasan kelima siswa itu kabur dari sekolah karena tidak kerasan dengan lingkungan baru di SR.

Mereka belum terbiasa masuk ke asrama yang menuntut kedisiplinan.

 "Mereka belum bisa meninggalkan kebiasaan lama sebelum masuk asrama, seperti bermain."

Meski begitu, kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS tetap berjalan seperti biasa.

Untuk mencegah tambahan siswa yang kabur, Dewi menambahkan, pendampingan psikologi akan kembali diperkuat guna mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa.

"Sekolah rakyat ini juga sarana kami mempelajari pola-pola (perilaku) siswa," ujarnya.

Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, Kepala SRMA 16 Agus Adibil Muhtar tidak merespons konfirmasi perihal adanya siswa yang kabur dari SR. (*)

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul " Diduga Tak Kerasan, 5 Siswa Kabur dari Sekolah Rakyat Temanggung,"

Berita Terkini