Bantul, Tribunjogja.com - Fenomena udara yang sangat dingin atau dalam bahasa Jawa disebut bediding ini masih akan terjadi hingga Agustus 2025. 

"Suhu terdingin akan terjadi pada bulan Juli sampai Agustus saat berada di puncak musim kemarau," kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas.

Reni mengatakan, terjadinya bediding ini disebabkan adanya pergerakan massa udara dari Australia yang membawa massa udara yang kering dan dingin melintasi wilayah Indonesia atau yang biasa disebut Monsun dingin Australia.

Pengakuan Warga Bantul

Sejumlah masyarakat Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku merasa adanya kondisi bediding atau udara dingin ini berlangsung saat malam hingga pagi hari. 

Kondisi itu dirasakan oleh masyarakat Bantul dalam beberapa waktu terakhir.

Salah satunya dirasakan oleh Setyo (33), warga Kapanewo Bantul, Kabupaten Bantul. 

Setyo mengaku selepas adzan magrib kerap merasa dingin, padahal sedang berada di dalam rumah.

"Biasanya itu, selepas magrib saya lepas baju karena sumuk ya hawanya, tapi sekarang enggak. Suhu udara terasa beda, lebih dingin dari biasanya," katanya kepada Tribunjogja.com, Jumat (11/7/2025).

Menurutnya, kondisi ini kerap terjadi pada setiap tahun. 

Di mana, kondisi bediding terjadi saat akan memasuki musim kemarau. Maka dari itu, saat berada di luar rumah, Setyo mengaku harus menggunakan sarung atau jaket sebagai penghangat tubuh.

"Kalau malam kan biasnya jaga pos ronda ya. Nah, karena sekarang kalau malam hari lagi musim dingin-dinginnya, ya pakai double, jaket sama sarung. Biasanya, kalau jaga pos ronda ya cuma pakai sarung saja, tapi enggak kuat," ucap dia.

• Suhu Dingin di Jogja Mulai Bikin Warga Meriang

Selain itu, ia mengaku mengurangi aktivitas di luar rumah saat musim dingin tiba. 

Kini, ia memilih untuk berdiam diri dan menonton televisi, jika tidak ada janjian dengan orang lain pada malam hari.